Bisnis Asuransi

Konsolidasi, Strategi Hadapi Resesi

VIVAnews - Konsolidasi antar perusahaan asuransi merupakan pilihan menghadapi resesi dan pertumbuhan yang melambat. Diperkirakan setelah konsolidasi, jumlah perusahaan asuransi akan menciut menjadi 60 perusahaan dari 95 perusahaan.
 
Pengamat Asuransi Umum Alberto Hanani mengatakan, pertumbuhan asuransi umum pada tahun ini bakal melemah dibanding 2008, akibat adanya resesi. "Asuransi tidak akan tumbuh dua digit," katanya setelah peresmian gedung Dosen FEUI di Depok Jawa Barat, Kamis, 5 Maret 2009.
 
Alberto mengatakan, strategi di masa resesi, setor modal sulit dilakukan. Sehingga investor bisa memilih strategi konsolidasi.
 
Menurutnya, ketentuan penambahan modal asuransi yang dinaikkan menjadi Rp 40 juta pada 2010, mengakibatkan konsolidasi menjadi pilihan perusahaan asuransi umum. Sebab, resesi membuat persaingan makin ketat, pertumbuhan melambat dengan jumlah pemain (perusahaan) yang sama.
 
"Ada beberapa yang sudah konsolidasi. Sudah kelihatan dari sekarang," kata Alberto.
 
Jika konsolidasi berhasil, Alberto menambahkan, perusahaan asuransi yang tertinggal akan menyusut menjadi 60 perusahaan dari 95 perusahaan.

Selain pilihan konsolidasi, kata dia, strategi lainnya dengan menambah variasi produk serta strategi distribusi melalui agen seperti yang dilakukan agen asuransi umum. "Itu bisa menjadi pilihan perusahaan, jika tidak menginginkan konsolidasi," ujar Alberto.
 
Alberto menuturkan, fenomena lainnya dalam industri asuransi adalah masuknya perusahaan asuransi syariah akan menambah para pemain asuransi umum.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast
Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024