Saiful Mujani

Ingin Menjaga Reputasi Lembaga Survei

Saiful Mujani, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, duduk menghadap meja berukuran besar. Teh manis panas terhidang di meja. Siang itu Saiful berada di Bukit Talita Mountain Resort, Jalan Siguntang Ciloto, Puncak, Jawa Barat.

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Waktu itu, Saiful sedang mengikuti  acara yang diselenggarakan Freedom Institute. Lembaga nirlaba itu kerap menggelar  kursus politik  untuk wartawan. Freedom Institute adalah lembaga yang didirikan Rizal Mallarangeng, alumnus Ohio State University, Amerika Serikat, yang juga mantan staf ahli Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie.

Sebenarnya Saiful agak keberatan ketika diminta wawancara untuk tulisan profil. Mungkin kalimat wawancara itu yang membikin dia kurang bebas. Karena ketika diajak ngobrol biasa dengan suasana diskusi, pria kelahiran Serang, Provinsi Banten, 8 Agustus 1962, justru mau cerita rupa-rupa soal.

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi

Suami Baiquniah asal Boyolali, Jawa Tengah, ini bercerita pernah tinggal cukup lama di Amerika Serikat. Di sana, dia kuliah mengambil program S2 dan S3 di Ohio State University.

Saiful mengaku serius memanfaatkan program beasiswa yang dia dapat. Itu sebabnya, dia lulus S2 pada 1999 dengan hasil memuaskan. Bahkan, Saiful berhasil meraih gelar Ph.D pada 2003 dengan penghargaan disertasi terbaik untuk bidang ilmu politik.

Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel

Tahun 1999, Indonesia menyelenggarakan pemilihan langsung untuk pertama kalinya. Bagi Saiful, tahun itu merupakan tahun politik yang menarik karena dilaksanakan dengan cara jauh lebih demokratis dari pemilihan sebelum-sebelumnya.

Perubahan sistem pemilihan yang terjadi di Indonesia pada 1999 menjadi obyek riset yang dikerjakan Saiful yang kini menjadi Direktur Riset Freedom Institute itu.

Selesai studi pada 2003, dia kembali ke Indonesia. Bersama beberapa lulusan Ohio State University, Saiful mendirikan Lembaga Survei Indonesia. Pendirian lembaga riset ini bertujuan untuk memberi pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia setelah sistem pemilihan umum berubah.

Kendati bukan yang pertama kali muncul sebagai lembaga survei, lembaga yang didirikan Saiful ini mampu meluncur cepat di Indonesia. Yang diriset bukan hanya pemilihan umum, melainkan konsumen perusahaan dan media massa.  Dalam satu tahun, lembaga ini rata-rata melakukan penelitian 200 kali.

Dia memang memiliki minat riset masalah pemilihan umum, demokrasi, hubungan politik dan agama. Sampai sekarang, dia sangat aktif melakukan berbagai survei opini publik, terutama melalui LSI.

Selama mengembangkan studi riset, banyak pengalaman berkesan yang didapat Saiful. Dari semua pengalaman yang dia rasakan, hanya satu yang paling menarik. Yaitu ketika LSI pimpinan Saiful diiklankan lembaga kompetitor di surat kabar Indopos pada 2008.

Di iklan itu, mereka menyebut hasil survei yang dilakukan Saiful sama sekali tidak akurat.

“Gawat lagi, beritanya dimuat di halaman pertama,” kata Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, itu. “Tapi biarin saja. Ini soal integritas dan kompetensi. Orang juga akan tahu dengan sendirinya.”

Saiful bertekad untuk mengembangkan lembaga risetnya menjadi lembaga untuk mendidik masyarakat. Dia selalu memegang teguh prinsip bekerja atas dasar prinsip-prinsip akademik dan analisis statistik yang relevan, serta bersandar pada kode etik survei opini publik.

Untuk menjaga prinsip itu, dewan Pembina dan peneliti LSI rutin mengevaluasi metodelogi dan hasil survei yang dilakukan secara detil, sesuai dengan prinsip-prinsip akademis dan ilmiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya