Krisis Ekonomi Global

Inggris Tekan Jumlah Imigran

VIVAnews - Jumlah imigran yang dibolehkan masuk ke Inggris sesuai sistem yang berlaku nampaknya akan segera dikurangi, karena krisis ekonomi. Demikian disampaikan oleh Menteri Imigrasi Inggris Phil Woola, seperti dikutip oleh BBC, Sabtu 18 Oktober 2008.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Phil Woolas mengatakan bahwa imigrasi menjadi persoalan yang “sangat menjengkelkan” ketika orang-orang kehilangan pekerjaan.
“Terlalu mudah di masa lalu untuk memasuki negara ini, dan sekarang menjadi lebih sulit, “ katanya.

Kantor Kependudukan Inggris mengatakan sistem baru yang diterapkan sekarang pengontrolannya menjadi lebih ketat dan mudah disesuaikan. Pemerintah Inggris baru-baru ini memperkenalkan sistem berbasis poin untuk menarik imigran dari luar Uni Eropa dinilai sangat bermanfaat untuk ekonomi.

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Menteri Imigrasi Phil Woolas mengatakan harus ada keseimbangan antara jumlah orang yang datang dan yang pergi.Tapi Woolas mengatakan bila orang-orang menjadi pengangguran, pertanyaan mengenai imigrasi menjadi masalah yang sangat menjengkelkan.

“Pemerintah Inggris tak akan membiarkan populasi menjadi 70 juta, harus ada keseimbangan antara orang yang datang dan yang pergi,” kata Woolas.

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Angka dari Kantor Pusat Statistik Inggris menunjukkan populasi tumbuh mendekati dua juta menjadi 60.975.000 orang antara tahun 2001-2007. Menteri sebelumnya juga menolak permintaan untuk pembatasan imigrasi secara keseluruhan.

Pemerintah Inggris sebelumnya, memperjuangkan dengan setengah hati kebijakan populasi, karena itu memang sulit bagi menteri imigrasi untuk menjelaskan bagaimana dia akan mengatur masalah ini.

BBC melaporkan bahwa angka ini terjadi karena imigran dari negara-negara Uni Eropa sendiri tak bisa dikontrol, dan tak bisa membatasi klaim yang benar-benar untuk permintaan suaka. Ini berarti akan nada sejumlah pertanyaan baru yang diajukan mengenai bagaimana pemerintah akan mencapai tujuan yang diinginkan.

Sir Andrew Green, Direktur Migrationwatch, yang menentang soal keseimbangan imigrasi, mengatakan kepada BBC bahwa pernyataan Menteri Woola menunjukkan perkembangan signifikan dalam perdebatan soal imigrasi.

"Saya pikir ini bisa menjadi titik balik yang signifikan. Krisis ekonomi telah menunjukkan kelemahan dari imigrasi yang tak terkontrol. Ini pertama kalinya menteri pemerintah menyadari hubungan antara imigrasi dan populasi. Pemerintah telah menolak soal keterkaitan itu selama bertahun-tahun, “ kata Green.

Juru bicara Kantor Kependudukan Inggris mengatakan sistem berbasis poin yang digunakan pemerintah, mengizinkan pemerintah untuk menaikan atau menurunkan batasan tergantung kebutuhan bisnis dan jumlah pendatang yang telah selesai mendapat status (penduduk) permanen.

“Sistem poin ala Australia yang kami gunakan ini, ditambah dengan rencana kami untuk pendatang baru mendapatkan status kependudukan, akan mengurangi jumlah keseluruhan imigran yang datang ke Inggris, dan mereka yang mendapatkan status penduduk permanen.,” kata jubir Kantor Kependudukan Inggris.

Secara krusial, sistem poin berarti hanya untuk imigran dengan ketrampilan memadai yang dibutuhkan di Inggris, dan tidak untuk yang lain. Dengan digunakannya sistem baru ini sejak tahun lalu, telah berhasil menurunkan 12 persen imigran yang masuk ke Inggris untuk bekerja, sesuai dengan ijin kerja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya