Demo Tolak Bahasa Inggris di Malaysia Rusuh

VIVAnews - Sekitar 5.000 warga Malaysia menggelar unjuk rasa di pusat kota, Kuala Lumpur. Massa menolak penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah lokal. Aksi berlangsung rusuh, polisi melepaskan tembakan gas air mata.

Seperti ditulis Channelnewsasia.com, Minggu, 8 Maret 2009, polisi terpaksa menembakkan gas air mata di tengah kerumunan demonstran. Kericuhan dipicu saat massa ingin bergerak long march menuju Istana Kerajaan.

Massa menuntut kerajaan turun tangan untuk menangani polemik penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk pelajaran matematika dan ilmu alam. Menurut demonstan, sebaiknya bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa asli Malaysia.

Seorang demonstran, Hatta Ramli mengatakan, polisi menembakkan gas air mata sesaat massa ingin bergerak melakukan aksi jalan kaki. Aksi long march itu rencananya dilakukan dari Masjid Raya Nasional menuju Istana, yang jaraknya sekitar tiga kilometer.

"Ini adalah aksi long march yang damai dan mereka (polisi) menembakkan gas air mata tanpa ada peringatan. Polisi berkali-kali menembakkan gas dan kita menjadi sasaran empuk penembakan," kata Hatta Ramli.

Menurut Hatta, Presiden Partai Islam Konservatif atau PAS, Hadi Awang, juga turut dalam aksi unjuk rasa itu. Di Malaysia, bahasa, ras, dan agama merupakan isu yang sangat sensitif di negeri yang multirasial itu. Apalagi, Malaysia memiliki pengalaman aksi demo yang menimbulkan banyak korban pada tahun 1969.

Dalam unjuk rasa itu, polisi akhirnya menahan sebanyak 124 orang. Alasan penahanan itu adalah, para demonstran melakukan unjuk rasa di saat arus lalu lintas sedang sibuk di Ibu Kota.

PLN Bakal Sulap 2.000 Tiang Listrik Jadi SPKLU Kendaraan Listrik
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat dipanggil pengurus DPP PDIP

Komarudin Watubun Tegaskan Gibran Bukan Kader PDIP Lagi

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun menegaskan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bukan lagi menjadi bagian dari PDIP.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024