Prediksi

IHSG Tetap Rawan Tekanan Jual

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa, 10 Maret 2009, tetap berpeluang tertekan kembali setelah mengalami liburan panjang.

"Tapi, sisi teknis memperlihatkan adanya potensi pembalikan arah menguat (technical rebound)," kata David Cornelis, analis pasar modal kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 6 Maret 2009.

David memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini bergerak sempit di kisaran batas bawah (support) 1.260 dan batas atas (resistance) di level 1.315.

Pada transaksi akhir Jumat, indeks terkoreksi di level 1.286,69 atau turun 1,38 poin (0,11 persen) dari perdagangan Kamis, 5 Februari 2009, yang berakhir melemah 1,31 poin (0,11 persen) ke posisi 1.288,07.

Bursa Asia juga ditutup bergerak negatif pada perdagangan Senin, 9 Maret 2009. Hang Seng Index melemah 576,94 poin atau 4,84 persen ke posisi 11.344,58, Nikkei 225 turun 87,07 poin (1,21 persen) ke level 7.086,03, dan Straits Times Singapura terkoreksi 56,17 poin atau 3,71 persen menjadi 1.456,95.

Sedangkan di bursa Wall Street pada perdagangan Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali melemah 79,89 poin atau 1,21 persen ke level 6.547,05. Indeks Nasdaq turun 25,21 poin atau 1,95 persen menjadi 1.268,64 dan S&P 500 terkoreksi 6,85 poin atau satu persen di posisi 676,53.

Menurut David, perdagangan saham saat ini masih cenderung bersifat teknis dalam transaksi harian, meski faktor fundamental tetap berparuh besar. "Jadi, sisi teknis saat ini bakal menjadi katalis yang kuat di tengah pasar yang sedang kekeringan likuiditas," kata dia.

Namun, dia mengakui, walau secara teknis posisi IHSG berpeluang berbalik arah positif tapi tetap rawan aksi ambil untung (profit taking) investor jangka pendek. "Apalagi, pergerakan rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS masih dilirik pemain pasar," ujar David.

Sedangkan PT Mega Capital Indonesia dalam risetnya menuturkan, IHSG dalam pekan ini diperkirakan akan dipengaruhi faktor internal dan internal. Dari domestik, selain mencermati pergerakan rupiah, pasar juga akan mengevaluasi hasil laporan keuangan emiten dan antisipasi pembagian dividen.

Sekuritas tersebut memperkirakan, indeks akan bergerak di kisaran level 1.255-1.310, dengan target harian (intraday) berada di support 1.220 dan resistance 1.335.


Rekomendasi Saham
David menyarankan, akumulasi saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

Semua saham itu, kata dia, tetap menjadi incaran para pelaku pasar karena harga yang masih murah (undervalue). "Kinerjanya juga menjanjikan," ujar David.

Mega Capital juga merekomendasikan, saham-saham unggulan (blue chips) seperti PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), BBRI, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), TLKM, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), ISAT, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024