Ekonomi Tumbuh Hanya 5 Persen

Prabowo: 2045, Indonesia Miskin Mirip Rwanda

VIVAnews - Calon presiden RI, Prabowo Subianto memperkirakan negara Indonesia masih akan tergolong negara miskin pada 2045, jika pertumbuhan ekonomi negeri ini hanya 5 persen.

"Indonesia akan tetap miskin mirip Rwanda atau Haiti," kata Prabowo saat meluncurkan buku "Membangun Kembali Indonesia Raya "Haluan Baru Menuju Kemakmuran" yang ditulisnya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Maret 2009.

"Apalagi, jika ekonomi cuma tumbuh 4 persen seperti tahun ini," ujarnya. "Masak, saat memperingati 100 tahun kemerdekaan, Indonesia tetap miskin."

Dengan model pembangunan ekonomi seperti sekarang, Prabowo tidak yakin pemerintah bisa mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang sebesar 7 persen per tahun.

Bahkan, seandainya proyeksi itu tercapai, maka pada 2065, pendapatan masyarakat Indonesia akan tetap di bawah US$ 2000 per kapita. "Itu masuk kategori negara papan bawah."

Dia menilai pola pembangunan yang diterapkan pemerintah saat ini masih sebatas penyuplai bahan baku dan kuli. Dia mengkritik program pemerintah bagi orang miskin, seperti lewat bantuan langsung tunai. "Negara sudah bangkrut, malah bagi-bagi duit."

Karena itu, dia menekankan pola pembangunan seperti itu harus diubah. Apalagi, negeri ini memiliki kekayaan sumber daya alam, sumber energi, dan pasar besar. "Indonesia harus lepas landas dengan pertumbuhan ekonomi 10 persen atau dua digit," katanya.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Calon presiden RI dari Partai Gerindra mengingatkan pemerintah harus turun tangan menjadi lokomotif untuk menggerakkan perekonomian, seperti dilakukan China dan Singapura. Dengan begitu, ekonomi Indonesia bisa tumbuh seperti China. 

"Pemerintah jangan hanya menjadi wasit atau regulator," ujarnya. "Itulah bedanya saya dengan penganut paham neoliberalisme."

China selama ini rata-rata tumbuh di atas 10 persen per tahun. Namun, akibat krisis, pertumbuhannya memang turun, meski masih tinggi tak jauh dari 10 persen.

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?
Pepaya

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Buah pepaya yang dibuang oleh pedagang ini diduga dalam kondisi masih layak untuk dikonsumsi dan ada juga yang sudah busuk, sehingga menumpuk diakses jalan depan los buah

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024