SBY: G-20 Harus Fair Bagi Negara Berkembang

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan agar pertemuan negara G-20 fair bagi negara berkembang. Pertemuan G-20 dapat menjadi ajang manajemen ekonomi dunia yang baru.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, selama ini manajemen ekonomi dunia baru cenderung ditangani negara G-7, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. G-20 juga diharapkan menghasilkan kesepakatan yang kongkrit.

"Kita ingin ke depannya G-20 lebih berperan dari G-7, agar lebih permanen," kata dia seusai pertemuan pertemuan kunjungan PM Myanmar Jenderal Thein Sein di Istana Merdeka.

Dalam pertemuan yang akan diselenggarakan di London itu, Indonesia akan mengusulkan dapat memobilisasi Global Expenditure Support Fund sebesar US$200 miliar.

Hal itu digunakan untuk membantu negara berkembang dalam melakukan counter cyclical untuk melaksanakan stimulus ekonomi. Indonesia juga menginginkan agar aset beracun di negara-negara barat seperti Amerika dan Eropa dapat diselesaikan.

"Kalau tidak akan menginfeksi perbankan di dunia berkembang," tuturnya.

Di sela-sela masa kampanye, Presiden akan hadir dalam pertemuan tersebut pada 1 April 2009. Meski tidak mengikuti seluruh rangkaian pertemuan, namun paling tidak sebagian dari pertemuan G-20. Kehadiran SBY tidak hanya mewakili Indonesia, namun juga negara Asia Tenggara dan negara-negara berkembang.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas
Presiden Jokowi Buka Puasa Bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan buka puasa bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. Tampak, Wakil Presiden Mar

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024