Indonesia-China Kerja Sama Sertifikasi

VIVAnews - Komite Akreditasi Nasional (KAN) Selasa ini, 24 Maret 2009 di Gedung Manggala Wanabhakti Senayan Jakarta melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Badan Akreditasi China (CNAS) untuk kerja sama penilaian kesesuaian kedua negara.

Ketua Komite Akreditasi Bambang Setiadi mengatakan, kerja sama itu dilakukan dalam bidang penilaian kesesuaian dengan saling pengakuan hasil akreditasi dan penerapan pelaksanaan kegiatan cross frontier di antara kedua belah pihak.

"Semoga dengan kerja sama teknis ini, Komite Akreditasi maupun CNAS dapat memfasilitasi perdagangan yang fair dan mengurangi biaya dalam pelaksanaan penilaian kesesuaian," kata Bambang.

Hal serupa dikatakan Vice Chief Executive CNAS Liu Xin. "Kerja sama ini akan mendukung perdagangan internasional kedua negara dan menghilangkan hambatan di dalamnya," ujarnya.

Bambang menjelaskan kerja sama serupa sudah dilakukan dengan Iran, Jerman, dan Arab Saudi. "Semua itu untuk menuju keteraturan di perdagangan internasional," ujarnya. 

Sebagai tindak lanjut, dia menambahkan, akan ada penyusunan daftar produk yang masuk dalam kriteria kerja sama. "Yang menentukan apa saja produknya ya pemerintah, bisa jadi isu penting seperti mainan anak-anak juga dimasukkan," katanya.

Bambang menjelaskan, mainan anak-anak dari China sedang disorot oleh asosiasi mainan anak-anak di Indonesia karena diduga mengandung bahan berbahaya di atas ambang batas. "Dengan adanya kerja sama ini, eksportir mainan anak-anak akan lebih tertib dalam memproduksi barang sesuai standar," ujarnya.

Terkait dengan perdagangan kedua negara, Bambang menjelaskan dengan adanya kerja sama ini transaksi ekspor impor kedua negara hanya akan menggunakan sertifikat masing-masing negara.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

"Kalau ada produk China mau masuk ke Indonesia dan sudah disertifikasi oleh CNAS maka akan bisa langsung masuk, begitupun sebaliknya produk Indonesia yang sudah disertifikasi Komite Akreditasi maka akan dengan mudah masuk ke China," kata Bambang.

Dengan demikian, kata dia, biaya dan waktu bisa dihemat. "Biasanya sertifikasi produk yang mau masuk ke Indonesia makan waktu seminggu hingga sebulan," ujarnya.

Bambang memperkirakan daftar produk yang akan masuk kriteria kerja sama akan selesai pada tahun depan. "Saya pastikan kerja sama ini akan masuk anggaran 2010," ujarnya.

Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024