VIVAnews - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Rabu 25 Maret 2009 masih berpotensi melanjutkan kenaikan. Namun, penguatan IHSG yang sudah terjadi lima hari berturut-turut akan dibayangi aksi ambil untung (profit taking).
"Besok (hari ini), indeks tergantung market global dan regional," kata Wakil Presiden Senior PT Indomitra Securities, David Ferdinandus, kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 24 Maret 2009.
Menurut dia, kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menyiapkan dana cukup besar untuk membeli aset-aset bermasalah mampu mendongkrak harga saham-saham perbankan di bursa Wall Street kemarin. "Upaya menciptakan bank yang sehat itu mampu mengangkat indeks Dow Jones," ujar dia.
Namun, bila bursa global dan regional berbalik dilanda aksi ambil untung, dia melanjutkan, IHSG diperkirakan ikut terimbas.
Sementara itu, analis PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, mengatakan, setelah kemarin menguat 2,09 persen karena euforia kenaikan Dow Jones dan bursa regional, pergerakan indeks hari ini akan dibayangi aksi ambil untung.
Meski demikian, pengumuman pemerintah AS terkait detail rencana pembersihan bank-bank dari aset-aset bermasalah diyakini investor mampu memulihkan AS dari krisis ekonomi.
"Investor juga optimis pemulihan ekonomi global akan segera diikuti masuknya dana segar ke emerging market, termasuk Indonesia," kata dia.
Hal itu juga terlihat dari terus menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Tapi, secara teknikal, indikator relatif strenght index (RSI) dan stochastic menunjukkan IHSG sudah memasuki area jenuh beli (overbought). Selama lima hari beturut-turut IHSG naik sebesar 9,46 persen.
Di bursa Asia, perdagangan kemarin, indeks Hang Seng menguat 462,92 poin (3,44 persen) menjadi 13.910,34, Nikkei 225 menjadi 8.488,3 atau naik 272,77 poin (3,32 persen), serta Straits Times terangkat 43,22 poin (2,6 persen) ke posisi 1.707,3
Perdagangan Selasa sore waktu New York (Rabu pagi WIB), indeks saham industri Dow Jones turun 115,89 (1,5 persen) ke level 7.659,97. Indeks saham Standard & Poor's 500 turun 16,57 poin (2 persen) ke posisi 806,35. Begitu pula dengan indeks saham teknologi Nasdaq, turun 39,25 poin (2,5 persen) ke level 1.516,52.
Rekomendasi
Purwoko menyarankan investor agar mewaspadai kemungkinan terjadinya aksi ambil untung tersebut, terutama pada saham-saham yang telah naik signifikan. "Kisaran support dan resistance indeks di level 1.420-1.477," ujarnya.
Sementara itu, David merekomendasikan saham-saham perbankan, pertambangan, energi, dan komoditas. Potensi kenaikan harga saham-saham itu seiring penguatan rupiah serta harga minyak dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang juga meningkat.
"Selain itu, saham penggerak indeks, TLKM, tidak akan ketinggalan untuk bergerak ke atas," kata dia.
VIVA.co.id
19 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Belakangan ini pelat nomor khusus kembali menjadi sorotan, banyak mobil mewah menggunakan pelat dewa tersebut ternyata palsu, dan sudah diamankan pihak kepolisian. Terbar
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
35 menit lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
Pamer Pasangan di Hari Raya Idul Fitri, Wika Salim Ungkap Sosok Kekasih Barunya
JagoDangdut
35 menit lalu
Wika Salim, penyanyi dangdut yang dikenal dengan keceriaannya, merayakan lebaran tahun ini dengan senang hati karena tidak lagi datang sendirian ke acara keluarga.
Selengkapnya
Isu Terkini