VIVAnews - Presiden Aliansi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara Antiprivatisasi, Achmad Daryoko, menyatakan siap menerima risiko karena mendukung Prabowo Subianto secara terbuka. Daryoko tak gentar dengan ancaman sanksi dari direksi Perusahaan Listrik Negara.
"Kami tidak hanya siap terima risiko, kami siap berjuang membela rakyat, kami tidak menyerah begitu saja," kata Daryoko saat berbincang dengan VIVAnews, Jumat 3 April 2009.
Rabu lalu, Serikat Pekerja BUMN yang dipimpin Daryoko menggelar seminar mengenai BUMN. Prabowo Subianto diundang dalam acara di Balai Kartini, Jakarta, itu. "Ternyata pandangannya sangat tajam," kata Daryoko.
Prabowo, menurut Daryoko, memiliki program yang jelas, yang terdiri atas delapan item. "Kami tertarik karena ada bagian hendak menjadikan BUMN sebagai lokomotif ekonomi," katanya. Prabowo berkomitmen tidak melakukan privatisasi BUMN dan menyikat korupsi di tubuh perusahaan negara itu.
Karena itu, setelah Seminar, Aliansi Serikat Pekerja BUMN Antiprivatisasi yang terdiri dari 90 serikat pekerja BUMN di seluruh Indonesia menyatakan dukungannya pada Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya. Mencalonkan seorang presiden merupakan hak setiap warga negara. "Siapa bilang kami karyawan BUMN tidak boleh mendukung calon presiden?" kata Daryoko.
Kemudian, karena banyak media belum mendapat keterangan resmi, pada Kamis 2 April 2009, sejumlah media mendatangi Daryoko di kantor Serikat Pekerja PLN di gedung pusat PLN di Jalan Trunojoyo. "Karena mereka datang, ya kami menyambut. Saya ya senang saja," kata Daryoko.
Setelah pertemuan Daryoko dengan jurnalis itu, sorenya, Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Said Didu, menegaskan serikat BUMN tidak boleh memihak siapapun dalam politik. Apalagi, "apa yang mereka lakukan jelas-jelas menggunakan fasilitas BUMN," kata Said Didu di kantornya di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Kementerian, kata dia, meminta direksi PLN menegakan aturan terhadap para pekerja. "Kementerian sudah menghubungi direksi PLN dan mereka akan melaksanakan instruksi dari Pak Menteri [Menteri BUMN, Sofyan Djalil]," tambah Said Didu.
Demikian pula dengan BUMN lain yang karyawannya ikut dalam aksi dukung-mendukung itu. "Sanksi diberikan oleh perusahaan, karena masing-masing berbeda ketentuannya. Tapi sanksi merujuk pada UU Pemilu dan PP BUMN yang melarang karyawan melakukan kampanye," kata Said Didu.
VIVA.co.id
19 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Belakangan ini pelat nomor khusus kembali menjadi sorotan, banyak mobil mewah menggunakan pelat dewa tersebut ternyata palsu, dan sudah diamankan pihak kepolisian. Terbar
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
2 jam lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
penyanyi dangdut Shinta Arsinta membawakan lagu berjudul Lintang Asmoro. Berikut ini lirik lagu dangdut Lintang Asmoro yang dibawakan biduan Shinta Arsinta feat Dhimasbad
Selengkapnya
Isu Terkini