Kisah dari Pembaca Eks Tapol

Proyek Samping (XII)

VIVAnews - Di saat bertugas di Banten selatan inilah timbul niat untuk mempelajari bahasa daerah, bahasa Sunda Banten selatan, yang menurut orang Sunda Bandung atau Cianjur, dinilai sangat kasar dan buruk, tetapi itulah bahasa Sunda Banten yang bisa membuat orang Sunda Bandung merah telinganya kalau mendengar.

Tetapi bagi saya lebih menarik belajar bahasa Sunda dibanding belajar bahasa Jawa Serang. Karena saya hidup di tengah penutur bahasa, maka tidak banyak kesulitan untuk belajar bahasa ini.

Disamping bahasa Sunda, di malam hari saya juga menyempatkan diri membuka-buka buku pelajaran bahasa Italia. Masih teringat saat-saat menyenangkan bisa keliling Italia selama hampir sebulan sebagai tamu harian L'Unita, disambut di berbagai kota  sebagai tamu agung.
    
Memang sebagai manusia biasa, saya kadang juga melamun mengingat masa lalu dengan segala suka dukanya. Para professor dan dosen di Institut Baja dan Alloida di Moskwa tentu tidak membayangkan bahwa salah satu mahasiswanya sekarang jadi tapol dan bekerja sebagai tahanan di proyek rehabilitasi jalan, bukan di pabrik baja!

Masih ingat pesan salah satu "musuh di kampus", seorang dosen Yahudi yang sempat berdebat dengan sengit mengenai kegiatan saya. Waktu pamitan sebelum pulang ke tanah-air, beliau berpesan : bekerja dengan baik dan jangan memalukan almamater!

Suatu saat beliau saat mengajar pernah membuat muka saya merah di depan kelas.  "Djoko berdiri dan jawab pertanyaan saya". Bayangkan, saya tidak bisa menjawab pertanyaan dia disaksikan 30 mahasiswa  dalam kelas, yang terdiri dari mahasiswa Rusia, Jerman, Vietnam, Bulgaria, Rumania.

"Jam istirahat datang ke kantor saya!". Saya diinterogasi, mengapa tidak bisa menjawab pertanyaan yang dia ajukan. "Tadi malam saya tidak sempat buka buku karena pentas di panggung!"

"Saya tidak mau tahu dengan urusanmu main musik, titik! Kamu dikirim bangsa dan negara untuk belajar dan bukan main musik" "Main musik bagi saya juga kewajiban karena kami ini duta kesenian bangsa".

Persebaya Bertekad Bangkit Lawan Persib

Harus diakui bahwa selama 4 tahun di Uni Soviet, saya naik panggung lebih dari 250 kali bersama a.l Ami Prijono, Sjumandjaja dan sebagainya. Kadang pulang sampai di asrama sudah jam 23.00 dan tidak sempat buka buku. tetapi setelah ditegur dengan keras, setiap pulang pentas dan sudah letih dan mengantuk, saya paksakan duduk belajar.

Agar tidak mengantuk, saya rendam kaki dalam baskom berisi air dingin. Sejak itu setiap kali disuruh berdiri, semua pertanyaan Prof.Ilya Iosifowic Ansyeles selalu saja jawab dengan benar. Dan dia memuji saya di depan kelas dengan kata - kata " Molodets Djoko" (Hebat).

Empat tahun belajar di Moskwa, akhirnya kerja mengaspal jalan di Banten! Hebat juga pengalaman ini. Dan bekerja dengan gaji hebat pula: Rp 25/sehari. Hebat! Tentara yang pangkatnya prajurit atau kopral dapat uang lauk pauk Rp 50/hari, sarjana alumnus luar negeri cukup digaji Rp 25. Hebat juga Korem 64/MJ ini!

Konsumen menunjukkan emas batangan yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia, Gedung Aneka Tambang, Jakarta.

Bikin Silau, Harga Emas Antam Kembali Tembus Rekor Tertinggi

Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dibanderol seharga Rp 1.347.000 per gram pada hari ini, Sabtu 20 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024