Partai Demokrat Unggul

Investor Tak Perlu Meraba Arah Kebijakan Baru

VIVAnews - Kenaikan tajam indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi awal pekan ini cenderung dipengaruhi ekspektasi tidak adanya perubahan dalam kebijakan kepemimpinan nasional ke depan.

"Pelaku pasar menilai kebijakan pemerintahan akan berlanjut," kata Direktur Utama PT Reliance Securities, Orias Petrus Moedak, ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta, Senin 13 April 2009.

Pada akhir sesi pertama hari ini, indeks menguat signifikan sebesar 66,14 poin (4,51 persen) menjadi 1.531,89. Sebanyak 127 saham menguat, 18 melemah, dan 39 saham stagnan. Volume saham tercatat 3,61 miliar unit dengan nilai transaksi Rp 2,62 triliun.

Orias menjelaskan, keunggulan Partai Demokrat dalam pelaksanaan pemilihan umum legislatif diperkirakan dapat memberikan imbas positif ke pasar. "Pelaku pasar tidak perlu meraba kemungkinan arah kebijakan yang baru," ujar dia.

Meski demikian, pasar diperkirakan kembali bergejolak saat pelaksanaan Pemilu Presiden Juli 2009 mendatang.

Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Haryajid Ramelan, juga mengatakan hal senada. Hasil Pemilu legislatif yang hampir dipastikan dimenangi Partai Demokrat akan membuat kondusif situasi politik maupun ekonomi.

"Arah pemerintahan semakin jelas, bahkan bisa berlanjut," ujarnya. "Ekskalasi politik juga aman".

Sementara itu, dia melanjutkan, bila Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla juga merapat ke kubu Partai Demokrat, pemerintahan pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla kemungkinan akan bertahan.

Berdasarkan data tabulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekitar pukul 12.00 WIB, Partai Demokrat masih memimpin dengan perolehan suara 20,2 persen, disusul Partai Golkar 14,4 persen, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 14,3 persen.

Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia
Telapak Kaki Nabi Muhammad

Geger Seorang Ulama Pesohor Kritik Nabi Muhammad

Iran tengah dihebohkan setelah seorang ulama, yang sangat pesohor oleh pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengeluarkan kritik terhadap Nabi Muhammad, dengan komentar

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024