Pemilu, Progres Blok Natuna Terhambat

VIVAnews - Kajian pengelolaan Blok Natuna D Alpha, Kepulauan Riau, diharapkan tetap berlanjut, kendati pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 segera berakhir.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pertambangan dan Energi ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, jika pemerintahan baru membentuk kajian ulang ini mencerminkan kepentingan golongan tertentu. 

"Semestinya tidak terjadi perubahan kebijakan," kata dia melalui sambungan telepon, Rabu 15 April 2009.

Namun, menurut dia, adanya Pemilihan Umum 2009 ini, membuat progres eksplorasi Blok Natuna terhambat. Pertamina tahun ini diperkirakan belum mampu menentukan rekanan yang akan menggarap Natuna. "Natuna sepertinya masih tetap mengambang sampai terbentuknya pemeritahan baru," katanya.

Dari hasil seleksi konsultan Pertamina, Wood Mackenzie, telah menentukan delapan perusahaan yang masuk dalam daftar rekanan Pertamina. Perusahaan-perusahaan itu adalah ExxonMobil (Amerika Serikat), Total (Perancis), Chevron (Amerika Serikat), Statoil (Norwegia), Shell (Belanda), ENI (Italia), CNPC (Cina) dan Petronas (Malaysia).

Blok Natuna D Alpha merupakan lapangan gas terbesar di dunia. Sejumlah perusahaan menyatakan minatnya karena kandungan gasnya sangat tinggi. Sayangnya, gas yang dikeluarkan Blok Natuna itu masih bercampur dengan gas karbon dioksida, sehingga Pertamina tak bisa mengembangkan blok itu sendiri.

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week
Eko Patrio.

Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

Eko Patrio dan Akri Patrio datang menjenguk sang sahabat, Parto Patrio yang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pada Rabu, 24 April 2024, Parto operasi.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024