Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda

Jepang dan China Belum Tentukan Dana Siaga

VIVAnews - Indonesia dan negara-negara lain berharap agar Konfrensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN+3 dan Asia Timur yang tertunda di Thailand bisa segera dilanjutkan, minimal dalam jangka waktu satu bulan. Itu karena KTT ASEAN+3 bisa memperkuat komitmen para pemimpin untuk menyediakan dana siaga US$120 miliar dalam mengatasi dampak krisis keuangan global di kawasan Asia.  

Demikian kata Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda di Pejambon, Jakarta, Kamis 16 April 2009. "Kita berharap KTT ASEAN+3 bisa diselenggarakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, katakanlah dalam jangka waktu sebulan ke depan karena banyak hal yang perlu dibahas dan diputuskan," kata Wirajuda usai acara sosialisasi menyambut Konfrensi Kelautan Dunia di Manado, 11-15 Mei 2009.
 
Wirajuda mengungkapkan isu penting yang harus dibahas di KTT ASEAN+3 adalah menindaklanjuti pembentukan dana siaga, yang telah ditambah dari US$80 miliar menjadi US$120 miliar dalam pertemuan tingkat menteri keuangan di Bangkok Februari lalu.

Dalam pertemuan itu, ASEAN+3 (yaitu 10 negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan) sepakat meningkatkan dana siaga dalam program Inisiatif Chiang Mai dari US$80 miliar menjadi US$120 miliar dalam menghadapi krisis keuangan global.

Program itu dibentuk di tengah krisis keuangan Asia 1997 untuk membantu negara anggota yang mengalami defisit cadangan devisa melalui bilateral currency swaps. ASEAN menyediakan 20 persen dari dana siaga itu sedangkan sisanya ditanggung China, Jepang, dan Korea Selatan 

"Pasalnya kontribusi negara-negara itu belum bulat. ASEAN sepakat menyumbang US$24 miliar, lalu Korsel US$24 miliar, sisanya masih harus dibahas lagi karena China dan Jepang belum sepakat menentukan kontribusi yang akan mereka berikan," kata Wirajuda.

Menurut dia, China dan Jepang diketahui ingin memberi kontribusi yang lebih besar sehingga harus diputuskan dalam pertemuan antar pemimpin negara, yaitu KTT ASEAN+3.

Maka, penundaan KTT itu akibat krisis politik di Thailand akhir pekan lalu jelas merugikan ASEAN, negara tuan rumah, dan para negara mitra dialog. "Tapi kita pahami situasi di Thailand dan menghargai pembatalan pertemuan itu," kata Wirajuda.

Semua Pihak Diminta Tunjukan Kedewasaan Politik dan Menerima dengan Lapang Dada Hasil Pemilu
Universitas Nasional (Unas) Jakarta

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Dugaan Plagiat Prof Kumba Digdowiseiso

Rektor Universitas Nasional El Amry Bermawi Putera bentuk Tim Pencari Fakta dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang melibatkan Kumba Digdowiseiso

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024