VIVAnews - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono buka suara terhadap ancaman boikot pemilu presiden jika daftar pemilihan tetap (DPT) tak dibereskan, yang dilontarkan Kelompok Teuku Umar. Yudhoyono mengatakan tak ada niat dirinya untuk curang.
"Sakit rasanya kita tidak punya pikiran untuk yang aneh-aneh, dituduh curang, dituding main-main dengan DPT," kata Yudhoyono di halaman Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 21 April 2009. Yudhoyono mengatakan dirinya akan mengalami perasaan yang sangat tidak enak berkali-kali jika dituduh seperti itu.
"Mari kita berkompetisi dengan baik, secara kesatria, sehat dan fair. Sekali kita siap berkompetisi, mari berkompetisi dengan baik," tambah dia. Yudhoyono mengatakan dia sudah memerintahkan para menteri sampai bupati untuk mengawasi daftar pemilih tetap.
"Saya juga sangat tidak happy, berkompetisi yang nantinya hasilnya [dituding] tidak benar, curang, pemerintah intervensi, sakit hati saya," tambah Yudhoyono. Jangan sampai pengalaman pemilu 2004, dimana tudingan-tudingan mengarah padanya terulang. Menurut Yudhoyono, dia juga punya pengetahuan tentang lawan-lawan politiknya.
"Hati-hati, jangan terlalu galak mengatakan curang-curang," tambah dia.
Sebelumnya, sejumlah partai politik yang menandatangani kesepakatan Teuku Umar mengancam tidak akan mengajukan calon presiden pada pemilu presiden 2009. Hal ini dilakukan jika Komisi Pemilihan Umum masih belum menyelesaikan persoalan dalam pemilu legislatif 2009.
"Para tokoh yang melakukan kesepakatan di Teuku Umar mungkin tidak akan mengajukan calon untuk pilpres," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung, di sela pertemuan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Selasa 21 April 2009.
Momen Presiden Joko Widodo jadi Saksi Nikah Anak Wamenaker Afriansyah Noor
Presiden Joko Widodo bersama Yanda Zaihifni Ishak menghadiri acara pernikahan putri dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor.
