Nusa Kambangan (II)

VIVAnews - Duapuluh empat tahun kemudian, ditahun 1971,saya memasuki gerbong no.1 karena  nomor urut pemberangkatan saya 032 dan bisa duduk leluasa, Jauh berbeda dengan apa yang dialami ayah saya tiga windu lalu. Setelah embarkasi selesai dan upacara singkat terlaksana,rangkaian kereta api mulai bergerak perlahan.

Dari dalam gerbong kami bisa menyaksikan ratusan pasang mata melihat ke arah kami. Jendela gerbong tidak ditutup dan kami leluasa melepaskan pandang keluar. Di Rusia, sudah sejak pemerintahan Tsar Nikolas II (1825-1855) seabad lalu lebih, suah ada tradisi memnyingkirkan tahanan kesuatu tempat sejauh mungkin dari pusat pemerintahan.

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States

Di Rusia sudah sejak lama dikenal tempat pembuangan Vorkuta,suatu  daerah yang terletak masih dalam lingkaran Kutub Utara, daerah yang jauh dari mana-mana dan dikelilingi padang salju abadi dan tidak memungkinkan tawanan bisa melarikan diri selain menjemput maut, mati membeku tak dikenal jejaknya.

Dan pemerintahan Tsar waktu itu menciptakan gerbong khusus untuk mengangkut tawanan ke Vorkuta. Gerbong yang disebut Stolipin menurut nama penciptanya bisa dijejali banyak tawanan, yang sepanjang perjalanan berhari-hari menuju padang salju dalam posisi tidur (bukan duduk) dan jendela diberi penghalang agar tawanan tidak bisa melompat keluar (yang jelas akan sia-sia, jatuh dipadang salju dan tidak bakal menemukan tempat berlindung).

Pemerintah Belanda juga sudah sejak abad lalu membuang orang-orang yang tidak disukainya ke Selong (Ceylon,Sti Lanka). Dan masih diabad ke-20 ini membuang para pemberontak peristiwa 1926 ke Boven Digoel. 

Kami tidak tahu akan diangkut kemana, tetapi tujuan akhir adalah Buru dan untuk bisa sampai ke Buru bisa lewat pelabuhan : Tanjung Priok, Semarang atau Cilacap.  Sementara bunyi roda kereta api yang berputar diatas rel membuat kami terserang kantuk (karena kurang tidur di penjara). Pengawal setiap sekian jam memeriksa kami,menghitung apakah masih lengkap.

Komandan pengawalan adalah Letnan Sukadis, perwira CPM yang tidak galak dan bersikap baik pada kami. Jatah makanan juga baik, nasi putih yang tidak campur batu seperti di proyek, lauk telur dadar cukup tebal dan membuat kami kenyang.

Saya menduga satu gerbong khusus untuk pengawal yang jumlahnya cukup banyak dan mereka bergiliran memeriksa kami setiap beberapa jam. Saat melewati stasiun Rangkasbitung dan rangkaian kereta mengurangi kecepatan, kami saksikan banyak kerumunan melambaikan tangan kearah kami. Mereka pasti para anggota keluarga tapol yang tidak bisa mengantar sejak dari Serang.

VIVA Otomotif: SPKLU di rest area untuk mobil listrik

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Anggota BPJT Unsur Masyarakat, Tulus Abadi menambahkan pihaknya juga sudah menyediakan SPKLU bagi pemudik, yang berkendara menggunakan mobil listrik di sejumlah rest area

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024