Rumah Sakit Sri Lanka Dipenuhi Korban Perang

VIVAnews - Ratusan mayat dan warga luka dibawa dari daerah garis depan perang Srilanka melawan pemberontak Tamil memenuhi rumah sakit.

Badan bantuan kesehatan berpusat di Prancis bekerja bersama dokter rumah sakit Srilanka di Vavuniya, di wilayah kekuasaan pemerintah di Srilanka utara dan menerima lebih dari 400 penderita baru dalam dua hari terkini.

"Bus masih berdatangan dan menurunkan mayat saat beberapa orang luka meninggal dalam perjalanan," kata Karen Stewart, petugas kesehatan jiwa MSF, yang bekerja di Vavuniya, kata pernyataan badan itu.

Menurut badan tersebut, yang luka kebanyakan disebabkan oleh pecahan mortir dan ranjau.

Bus penuh korban datang dari wilayah perang ke rumah sakit itu dan perkampungan kelolaan pemerintah di Vavuniya.

"Kacau," kata Stewart, "Tempat tidur disatukan, sehingga seperti satu tempat tidur sangat besar. Daripada menempatkan satu orang di setiap tempat tidur, Anda menaruh dua orang. Itu seperti satu tempat tidur sangat besar di seluruh sal."

"Lalu, ada alas di seluruh lantai, dengan penderita di bawah setiap tempat tidur, sehingga menggandakan daya tampung. Anda juga memunyai banyak orang di gang, yang tergeletak ada di alas," tambahnya.

Rumah sakit Vavuniya mempunyai tempat tidur bagi 400 penderita, tapi merawat 1.200 orang.

Badan amal itu kuatir bahwa puluhan ribu penduduk terjebak pertempuran dan menyeru kedua pihak membolehkan dokternya datang di garis depan.

Di Vavuniya, dokter dan penderita dapat mendengar tembakan di daerah dikenal sebagai Vanni, tempat tentara pemerintah mendekati pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), kata Stewart.

"Dalam beberapa hari terkini, antara 25.000 hingga 40.000 orang dilaporkan meninggalkan wilayah perang itu, yang dikenal dengan Vanni, tapi puluhribuan masih terperangkap di tengah pertempuran," kata pernyataan MSF.

Dua pejabat penting Macan Tamil pada Rabu menyerah, sementara pasukan Srilanka melakukan serangan ahir terhadap pemberontak itu, walaupun dunia mengecamnya, karena kuatir akan nasib warga, yang terperangkap.

Di antara tokoh penting pemberontak menyerah itu terdapat corong utama ke luar negeri, kepala jurubicara mereka, Velayudam Dayanidi, yang dikenal dengan nama Daya Master.

Pejabat lain adalah anggota ketua sayap politik Macan Tamil SP Thanilselvan (almarhum).

Jurubicara pertahanan pemerintah menyatakan lebih dari 80.000 orang meninggalkan daerah kekuasaan pemberontak LTTE dan pasukan "mengamankan", bukan mencederai, warga terperangkap dalam perang.

Kementerian pertahanan memberikan waktu kepada LTTE sampai Selasa untuk menyerah, tapi pemberontak mengabaikan batas waktu itu dan terus berperang.

LTTE, yang berperang untuk mendirikan negara bagi suku kecil Tamil sejak 1972, menyatakan kehilangan wilayah dalam pertempuran, tapi kelompok itu menuduh pemerintah membunuh 1.000 warga dalam beberapa hari belakangan.

Direktur Palang Merah Dunia Pierre Kraehenbuehl memperkirakan kemungkinan ribuan orang masih di wilayah kekuasaan pemberontak itu.

Negara lain mendesak pasukan Srilanka dan pemberontak Macan Tamil tidak menembak sembarangan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki moon meminta petugasnya diizinkan memasuki daerah perang untuk melakukan pertolongan.

Perang hampir berakhir itu memicu unjukrasa di dunia dengan sekitar 30.000 warga Tamil memenuhi ibukota Kanada, Ottawa, untuk mendesakkan perundingan. (tvone)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024