Studi Bank Pembangunan Asia

Asia Tenggara, Area Terparah Perubahan Iklim

VIVAnews - Asia Tenggara akan terkena dampak perubahan iklim paling parah. Akibatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan ini, yang tergantung pada sektor pertanian, akan menurun sebesar 6,7 persen setiap tahun hingga akhir abad 21. Demikian menurut studi yang dilakukan Bank Pembangunan Asia (ADB), yang dirilis Senin, 27 April 2009.

ADB mengatakan, empat negara akan menjadi yang paling rawan terkena dampak perubahan iklim, yaitu, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Indonesia dan Filipina memiliki populasi pantai yang sedang mengalami kenaikan permukaan laut. Sedangkan Thailand dan Vietnam bisa mengalami penurunan produk pertanian hingga 50 persen akibat kekurangan air.

"Kita harus memikirkan kapasitas negara berkembang," kata ekonomo senior ADB, Tae Yong Jung. "Mereka [negara berkembang] tidak terlalu memiliki kesiapan. Kapasitas mereka untuk menangani peristiwa besar lebih rendah daripada kemampuan negara berkembang," lanjutnya.

Tae mengatakan, perubahan iklim global akan merugikan produk domestik bruto sebesar 2,6 persen tiap tahun hingga akhir abad ini. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi pemanasan global, maka pada 2010, empat negara di Asia yang disebutkan di atas akan mengalami kenaikan suhu rata-rata sebesar 4,8 derajat Celcius daripada temperatur pada 1990.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode

Negara-negara tersebut kemungkinan juga akan mengalami minimnya curah hujan hingga memperparah bencana kekeringan dan kebakaran hutan. Selain itu juga menyebabkan badai tropis yang lebih destruktif dan banjir akibat naiknya permukaan laut. Banjir itu bisa membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan menghancurkan 2.500 kilometer persegi hutan bakau.

Kerugian ekonomi, menurutĀ  laporan ADB, akan sebesar 6,7 persen dari GDP pada 2100.

Solusi untuk menghindari masalah tersebut adalah, negara di Asia Tenggara perlu menjaga kelestarian hutan tropis yang tersisa. Luas hutan tropis semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir akibat penebangan liar dan meluasnya penanaman minyak sawit. Penebangan hutan mewakili 75 persen emisi di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. (AP)

Pemain Timnas Indonesia U-23

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024