VIVAnews - Hampir 50 persen atau sekitar sembilan juta meter persegi kualitas jalan di DKI Jakarta berada di level yang rendah. Terkait hal itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuat sistem Performance Based Maintenace Contract untuk pemeliharaan jalan di Jakarta.
Sistem pemeliharaan atau perawatan jalan yang akan digunakan tersebut nantinya akan menggunakan aplikasi teknologi recycling hotmic.
"Dengan sistem ini efisiensi biaya perawatan jalan dapat mencapai 25 persen dengan produksi minimum 100.000 ton pertahun," ujar Wakil Gubernur, Prijanto di Balaikota, Rabu 29 April 2009.
Sitem ini kata Prijanto berbeda dengan sistem perawatan jalan yang biasa digunakan pemda. Selama ini jika ada perbaikan jalan rusak, sistem perbaikannya dengan mengeduk aspal pada jalan.
Hasil kedukan jalan dibuang dan tidak digunakan kembali. "Dengan sistem yang baru kedukan tidak akan dibuang lagi dan diolah untuk dijadikan aspal yang bisa digunakan untuk melapisi jalan yang rusak. ujar Prijanto.
Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan anggaran sebesar Rp 400 miliar pertahun untuk melakukan perawatan jalan di Jakarta.
Dengan aplikasi teknologi recycling hotmic ini DKI bukan hanya bisa menghemat anggran 25 persen. Tetapi juga sistem ini dinilainya lebih ramah lingkungan dan bisa mengurangi material alam serta dapat memperoleh emisi karbon.
Apabila 30 persen jalan di Jakarta atau 5,4 juta meter persegi dilakukan perbaikan dengan sistem recycling terdapat efisiensi biaya mencapai RP 363,718 juta.
"Mungkin kita bisa melakukan perawatan jalan dengan sistem ini pada 2010 mendatang, karena 2009 anggaran sudah diketok, dan sistem ini harus dikaji lagi karena alat yang digunakan cukup mahal," ujarnya lagi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memprioritaskan penerapan sistem perawatan di jalan protokol di DKI Jakarta dan akses menuju kawasan ekonomi.
"Survei jalan mana yang bisa diperbaiki dengan sistem ini sudah dilakukan, sistem perawatan jalan ini sudah diujicoba di Jawa Tengah," katanya.
Baca Juga :
Miris! Anak Isa Bajaj Diduga Alami Kekerasan hingga Berdarah saat Bermain di Alun-alun Magetan
VIVA.co.id
19 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Sebagian besar negara di dunia, besar dan kecil, telah menyatakan kecaman dan kemarahan mereka atas genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung 6 bulan terakhir
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluarkan pernyataan sikap terkait video Pendeta Gilbert Lumoindong yang diduga menghina agama Islam.
Pengemudi Fortuner Arogan Bikin Geram Kolonel Pom Jeffri: Gayanya Melebihi Tentara
Nasional
19 Apr 2024
Aksi Pierre WG Abraham, pengemudi mobil Toyota Fortuner yang pakai pelat dinas palsu ditegaskan mencoreng institusi TNI.
Komandan senior Garda Revolusi Iran (IRGC) menyampaikan bahwa Iran dapat meninjau kembali penggunaan nuklirnya di tengah memanasnya hubungan dengan Israel.
Terpopuler: Klaim Israel soal Iran Disebut Halu, Ribuan Pendukung Prabowo Siap Jadi Amicus Curiae
Nasional
19 Apr 2024
Seorang pakar militer mencela laporan Israel yang mengaku berhasil menangkis atau mencegat 99 persen serangan pesawat nirawak (drone) dan rudal jelajah Iran.
Selengkapnya
VIVA Networks
Memiliki mobil baru menjadi impian sebagian orang. Namun bagi yang ingin meminang Toyota Fortuner, sebaiknya sesuaikan terlebih dahulu gaji per bulan, atau pendapatan
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Produser Dheeraj Kalwani meyakinkan kalau lokasi syuting film Vina: Sebelum 7 Hair memakai lokasi asli TKP, terlebih lagi bagian jembatan layang tempat Vina ditemukan.
Potret Prewedding Putri DA dan Abdul Azis Jadi Sorotan, Warganet: Mirip Jin
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Pernikahan Putri Isnari, yang dikenal luas sebagai Putri DA, dengan kekasihnya, Abdul Azis, menjadi sorotan publik belakangan ini. Warganet salfok dengan baju prewedding
Selengkapnya
Isu Terkini