Kuartal I-2009

Laba Timah Terpangkas 97%

VIVAnews - PT Timah Tbk hanya mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 14,4 miliar pada kuartal I-2009. Perolehan laba tersebut terpangkas 97 persen dibanding periode sama 2008 sebesar Rp 487,3 miliar.

Laba bersih per saham turun dari Rp 96,8 per saham pada kuartal I-2008 menjadi Rp 2,9 per saham pada periode sama tahun ini.

Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat 1 Mei 2009, disebutkan, turunnya laba bersih tersebut terutama disebabkan karena jatuhnya harga rata-rata logam timah pada periode tersebut.

Harga rata-rata logam timah turun menjadi US$ 11,221 per metrik ton, atau lebih rendah 35 persen dibanding periode sama 2008 sebesar US$ 17.133 per metrik
ton.

Sementara itu, nilai tukar rata-rata dolar AS terhadap rupiah yang diterima perseroan adalah 27 persen lebih tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya, dari Rp 9.291 menjadi Rp 11.671/US$.

Volume penjualan logam timah selama periode itu mencapai 11.014 metrik ton atau delapan persen lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu 10.176 metrik ton.

Produksi logam mengalami penurunan dari 11.523 metrik ton menjadi 10.462 metrik ton pada kuartal I-2009. Sementara itu, total produksi bijih timah juga turun sebesar 39 persen dari 8.730 ton Sn menjadi 5.288 ton Sn.

Faktor yang mempengaruhi berkurangnya produksi bijih timah adalah rendahnya produksi bijih dari tambang darat sebesar 56 persen. Produksi bijih timah pada kuartal I-2008 sebanyak 6.178 ton Sn, namun pada periode sama tahun ini turun menjadi 2.722 ton Sn.

Produksi bijih timah darat pada 2008 lebih tinggi terutama disebabkan berlimpahnya ketersediaan bijih timah dari masyarakat akibat rendahnya harga dan permintaan timah dunia.

Pada periode tersebut, pendapatan dari penjualan produk mencapai Rp 1,58 triliun atau 12 persen lebih rendah dibanding periode sama 2008 sebesar Rp 1,81 triliun.

Penerimaan penjualan itu terdiri atas penjualan logam timah Rp 1,44 triliun (90 persen), penjualan batu bara Rp 138,4 miliar (9 persen), dan sisanya penjualan jasa keteknikan, pengedokan, serta eksplorasi masing-masing sebesar Rp 5,6 miliar, Rp 325 juta, dan Rp 739 juta.

INACA Tak Setuju Iuran Pariwisata Masuk Dalam Komponen Tiket Pesawat, Ini Alasannya
Rizky Nazar

Dituduh Selingkuh, Rizky Nazar Meradang Beri Respons Begini

Aktor Rizky Nazar saat ini tengah ramai diperbincangkan lantaran hubungan asmaranya dengan Syifa Hadju dikabarkan tengah retak yang disebabkan oleh dugaan orang ketiga.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024