Wawancara Orang Jerman Jadi Caleg

Odebrecht: Nasionalisme Saya Indonesia

VIVAnews - Petra Odebrecht dilahirkan sebagai orang Jerman 41 tahun yang lalu. Namun, meski berdarah Jerman, Odebrecht memilih menjadi warga negara Indonesia di usia 30 tahun. Dan sekarang, di usia 41 tahun, Odebrecht mencoba peruntungannya menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Odebrecht mengaku jatuh cinta dengan Indonesia dan sekarang ingin berbuat sesuatu bagi Indonesia dengan menjadi anggota parlemen. Dan Odebrecht memilih Partai Demokrasi Pembaruan sebagai perahunya. Simak wawancara wartawan VIVAnews, Arfi Bambani Amri, dengan Petra Odebrecht, pada Jumat, 31 Oktober 2008, malam.

Kapan datang ke Indonesia?

Saya datang ke Indonesia Tahun 1989. Saya menikah dengan warga Indonesia, lalu tinggal di Bandung. Hanya 2 tahun, kami cerai, dia justru keluar (Indonesia), kalau tidak salah di Belanda. Saya memilih tetap di sini (Indonesia).

Orang tua Anda masih hidup dan tinggal di Jerman?

Ibu saya sudah meninggal lama, tahun 1984. Bapak saya masih hidup. Bapak sama kakak saya masih hidup di Hamburg. Kakak saya laki-laki menikah dengan orang Bandung. Tapi mereka tinggal di Jerman, sudah 12 tahun.

Malah Ibu tinggal sendiri di Indonesia?

Ya.

Anda kan sekarang aktif sebagai politisi, mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, apakah Anda memang memiliki pengalaman politik?

Ini baru saya jadi caleg. Saya ditawari Rusdi Ambo Dalle, salah seorang pimpinan kolektif nasional (Partai Demokrasi Pembaruan). Ditawari satu kali. Tapi saya tak begitu pikirkan. Lalu beberapa bulan lalu, saya urus surat-surat termasuk ke polisi untuk menjadi caleg. Jadi dikenalkan pada Pak Netra (Koordinator Pimpinan Kolektif Daerah PDP Bali, I Nengah Netra--red), lalu saya ikut. Sebelumnya saya tak pernah ikut partai manapun?

Termasuk saat di Jerman?


Ya.

Apa alasan Anda aktif berpolitik di Indonesia?

Kalau saya kenal dulu dengan Pak Rusdi sudah cukup lama karena dia dulunya tinggal di Bali, lalu tinggal di Jakarta. Istrinya orang Jerman juga, kenal dengan saya. Dia perkenalkan saya dengan Pak I Nengah Netra. Awalnya saya tak mau, oh ngapain juga, tapi saya dikasih tahu platform PDP, ideologi PDP, orang-orangnya bagaimana mau reformasi, mau change. Yang saya suka dari PDP itu ada 3. Pertama, collective system. Semuanya yang ada di dalam punya suara sama. Tidak beda. Kedua, banyak perempuan, ada 42 persen perempuan. Di Bali aja, dengan kuota 30 persen itu, kita  punya caleg 4 perempuan, 4 laki-laki. Yang ketiga, hampir semua agama ada. Saya Buddhist, Mahayana Buddhist. Terus Bu Farida (Farida Zahra, calon nomor urut 4--red) muslim, Ibu Agung (Tjokorda Istri Agung Maharayni, calon nomor urut 2--red) Hindu, Ibu Ambar (Ambar Setyaningsih, calon nomor urut 6--red) kalau tidak salah muslim juga. Laki-laki semua Hindu. Jadi sangat terbuka sekali.

Politik Indonesia penuh korupsi, anggota parlemen ada yang masuk penjara, Anda tidak takut nanti bertemu korupsi?

No. No. Kalau takut, tidak! Kalau (korupsi) tidak dilakukan, mengapa harus takut. Saya tidak takut.

Ibu siap menjadi anggota parlemen bebas korupsi?


Siap. Perlu saya sampaikan, kita adalah team work. Kita sebagai team untuk nomor urut 1 itu, I Nengah Netra. Saya tahu dia bagus sekali. Mantap. Jadi saya tahu dia tidak cari kuasa, tapi cari kebenaran, untuk reformasi.

Anda berdarah Jerman, ini kan menjadi sasaran mudah bagi lawan politik dengan mengatakan Anda tidak nasionalis. Bagaimana tanggapan Anda?

Sampai saat ini saya belum sempat dengar tapi saya siap. Itu sebuah kritik, tapi silakan saja. Saya sudah urus semua syarat-syarat yang harus dilakukan untuk mencapai posisi sebagai caleg pusat. Saya sama, saya harus melewati seperti orang Indonesia lakukan.

Anda merasa nasionalismenya apa?

Indonesia. Alasannya juga saya lama sekali, 15 tahun. Saya tidak mau balik lagi ke Jerman. Saya mau menetap di sini. Dan ini salah satu cara bagi saya untuk memberikan sesuatu, untuk bisa membantu apa yang saya bisa kerjakan dalam PDP. Kalau saya bisa bantu sedikit, saya merasa bangga.

Persiapan kampanye bagaimana?

Tentang itu, saya belum bisa bicara banyak karena pertengahan November 2008 baru ada pembekalan di Jakarta. Semua caleg pusat akan dikumpulkan. Saat ini, saya belum bisa bicara banyak.

Berapa target suara?

Saya belum bisa bayangkan. Akan lebih baik saya bicara nanti setelah pembekalan.

3 Skenario Timnas Indonesia U-23 Tembus Olimpiade 2024
Salshabilla Adriani.

Diisukan Jadi Orang Ketiga, Salshabilla Adriani Ngaku Udah Ngobrol Sama Syifa Hadju-Rizky Nazar

Menyadari posisinya kini tengah menjadi sorotan, Salshabilla Adriani memberikan klarifikasi yang menyatakan bahwa ia tidak menyangka tiba-tiba terseret gosip miring.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024