Rupiah Terpuruk ke 11.100/US$

VIVAnews - Pelemahan rupiah masih berlanjut hingga perdagangan Selasa 4 November 2008. Di pasar spot antarbank Jakarta, pukul 09.15 WIB, dolar AS menyentuh level Rp 11.100.

Padahal saat dibuka, rupiah sempat menguat ke posisi 10.900/US$. "Sejak kemarin US$ menguat terhadap seluruh mata uang," kata dealer valuta asing bank swasta nasional, Frans Darwin Sinurat kepada VIVAnews.

Faktor global, imbuh Frans, tidak bisa dilawan sentimen positif dari dalam negeri seperti rendahnya angka inflasi Oktober 2008 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) Senin kemarin. BPS mencatat inflasi oktober sebesar 0,45 persen sehingga inflasi 10 bulan terakhir tercatat 10,96 persen. Angka inflasi Oktober ini jauh lebih kecil dibandingkan inflasi September di level 0,97 persen.

"Seharusnya data inflasi yang rendah bisa mengangkat rupiah. Memang ada dampaknya, tapi faktor global lebih kuat," kata Frans.

Kuatnya faktor global tidak memungkinkan rupiah bertahan di posisi 10.000-an per dolar AS pagi ini. "Rupiah kan nggak bisa menguat sendirian, sementara mata uang lainnya juga melemah," kata dia.

Sepanjang perdagangan hari ini, Frans memperkirakan rupiah masih terpuruk. Namun ia menduga menjelang penutupan akan terjadi profit taking, penjualan dolar oleh pelaku pasar, sehingga rupiah masih berpeluang menguat.

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo
RUPST Toba Energi Utama.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Laba Bersih TBS Energi Utama 2023 Naik 77,8 Persen

Emiten energi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan, laba bersih perseroan tercatat sebesar US$20,8 juta pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024