VIVAnews- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini masih di atas 30% jika dibandingkan tahun lalu. Tingginya kredit itu dikarenakan beberapa bank masih mempunyai likuiditas rupiah masih melakukan ekspansi. Sedangkan yang likuiditasnya mengetat telah melakukan penyesuaian-penyesuaian.
Baca Juga :
Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo
"Pertumbuhan kredit masih tinggi dengan kecenderungan melambat pada akhir tahun," kata Direktur Pengaturan dan Penelitian Perbankan BI Halim Alamsyah di Jakarta Rabu 05 November 2008.
Baca Juga :
Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar
Pertumbuhan kredit pada September dengan menghilangkan unsur kurs mata uang asing sebesar 34,8%. Menurutnya angka itu masih stabil karena pada bulan sebelumnya, yaitu Agustus pertumbuhan kredit dengan memperhitungkan kurs sebesar 35%.
Baca Juga :
Ganjar soal Prabowo Bakal Rangkul Lawan Politik: Saya Lebih Baik di Luar Pemerintahan
Masih tingginya pertumbuhan kredit itu disebabkan beberapa bank masih punya likuditas rupiah, masih terikat dengan perjanjian kredit yang sudah ditandatangani.
"Cuma tidak secepat bulan sebelumnya. Secara nasional pertumbuhan kredit masih rasional" katanya.
Sementara untuk kenaikan dana pihak ketiga September naik 14% di level Rp73,3 triliun. Sebagian besar DPK perbankan mengalami kenaikan. Hal itu menunjukkan nasabah lebih memilih memasukkan uang ke deposito dan tabungan." Untuk giro sedikit melambat," kata dia
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Cuma tidak secepat bulan sebelumnya. Secara nasional pertumbuhan kredit masih rasional" katanya.