Panglima TNI Pelajari Situs Ancaman Presiden

VIVAnews - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia atau TNI kembali menegaskan akan meningkatkan sistem keamanan terkait adanya situs ancaman pembunuhan terhadap Presiden dan Wakil Presiden. TNI kini sedang mengungkap situs tiga bahasa yang mengatasnamakan tiga terpidana mati kasus bom Bali itu.

"Ya ini sedang dipelajari," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat 7 November 2008. Hal itu dikatakan Djoko sebelum mengikuti rapat Ketahanan Nasional dengan Presiden, bersama pejabat lain.

Ironis! Istri di Ngawi Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi Bungsu di Klinik

Meski situs ancaman itu sudah tidak bisa diakses, TNI tetap meningkatkan kewaspadaan dan menyelidiki dengan mengumpulkan data-data.

Sebelumnya, sebuah situs yang mengatasnamakan Amrozi, Imam Samudra dan Ali Ghufron mengacam akan membunuh Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam ancaman tersebut, tertulis juga ancaman kepada Ketua PBNU Hasyim Muzadi dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.

Hingga kini, ujar Djoko, TNI belum bisa memastikan keberadaan situs itu apakah dari luar negeri atau tidak. Sebab, kejahatan di dunia maya sangat sulit dideteksi. Kendati demikian, TNI akan tetap meningkatkan sistem keamanan. Apalagi, lanjutnya, tahun depan memasuki tahun politik dan terjadi krisis keuangan global. "Semua muaranya keamanan," jelas Djoko.

Seperti diberitakan VIVAnews, situs ancaman pembunuhan itu beralamat di www.foznawarabbilkakbah.com. Kini, situs yang dibuat di Kanada itu sudah tidak bisa lagi diakses.

Baca juga: Sebuah situs ancam bunuh Presiden dan Dokumen ancaman

Jemaah Haji Indonesia

Saat Mendarat di Madinah, Kloter Haji JKG-01 Jadi yang Pertama Nikmati Fasilitas Fast Track

Layanan fast track adalah salah satu fasilitas cepat bagi jemaah haji yang memotong waktu pemeriksaan dokumen imigrasi di bandara tujuan.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024