- VIVA.co.id/Anisa Aulia
VIVAnews -- Situs resmi Partai Golkar kembali dibobol oleh hacker. Tampilan halaman berita internasional di situs itu diarahkan ke halaman situs yang memajang foto pemerhati TI Roy Suryo yang berpakaian minim.
Bila pengunjung situs Golkar mengeklik link berita internasional dari halaman utama, pengunjung akan diarahkan ke halaman situs lain yang berdomain di Rusia.
Di halaman tersebut, terlihat sosok Roy Suryo yang bertubuh wanita tambun, mengenakan pakaian minim bersama dengan seorang pria bergelar "Mr Congeniality".
Pelaku peretasan ini mengaku sebagai bL4Ck_3n91n3, meninggalkan pesan bernada kebencian kepada Roy Suryo, di halaman tersebut. Pesan tersebut berbunyi, "I HATE ROY SURYO VERY MUCH!!!! AND YOU!??
Menurut pakar keamanan komputer Budi Rahardjo, ada beberapa kemungkinan metode peretasan semacam ini. Antara lain dengan metode DNS-Hijack, web redirect, atau content replacement.
Menurut Budi, banyak faktor mengapa sebuah situs bisa ditembus dengan cara ini. Antara lain adalah situs tersebut memiliki lubang yang bisa disusupi atau keteledoran sang admin (pengelola situs).
Sementara Ali Mukhsin, anggota Badan Informasi dan Komunikasi Partai Golkar tak berkomentar banyak tentang pembobolan situs partainya. "Sedang kami perbaiki, dan pasti pelakunya akan kami usut," ujar Ali kepada VIVAnews.
Ini merupakan peretasan kesekian kali di halaman situs resmi Partai Golkar. Sebelumnya, pada bulan Maret yang lalu, tampilan situs ini sempat dirubah cracker, juga menampilkan sosok Roy Suryo bersama dua orang wanita.
Lebih jauh, Budi mengatakan, maraknya pembobolan situs akhir-akhir ini sebenarnya sebuah siklus biasa di dunia hacker. "Kadang-kadang aksi-aksi ini menjadi begitu tren, namun kemudian surut lagi," ujarnya.
Selain itu, kata Budi, hal juga dipengaruhi oleh periode musim patch software. Bila update patch (tambalan terhadap sebuah kelemahan software) tidak segera dilakukan, hal itu bisa mengancam keamanan sebuah situs.
Kebanyakan, hal itu justru disebabkan oleh keterbatasan yang dialami oleh divisi TI di sebuah organisasi atau perusahaan. "Bisa jadi sang admin kerepotan, karena harus melayani ratusan komputer karyawan," tambah Budi.
Prediksi Budi, menjelang musim pemilu 2009 nanti, biasanya tensi meninggi dan aksi-aksi semacam ini juga bakal semakin banyak. Oleh karenanya, ia mewanti-wanti agar semua pihak meningkatkan kewaspadaannya terhadap keamanan jaringan informasi mereka. "Jangan sampai lengah."