Target Produksi Krakatau Bisa Tak Sampai

VIVAnews - PT Krakatau Steel memprediksi target produksi perseroan hingga akhir tahun sebesar 2,5 juta ton baja, tidak akan tercapai. Perseroan hanya bisa memproduksi 2,3 juta ton.

Tidak tercapainya target ini akibat melonjaknya harga baja pada pertengahan tahun ini, meskipun saat ini harga baja mulai melandai.

Selaian itu, tidak tidak tercapainya target disebabkan banyaknya barang-barang baja impor ilegal yang datang dari Cina. Harga baja ini jauh lebih murah dibanding harga baja produksi Krakatau.

Direktur Pemasaran Krakatau Steel Irvan Hakim mengatakan, untuk menjaga pasar, Krakatau tidak hanya mengandalkan pasar lokal. "Kami masih menggenjot pasar ekspor," ujar Irvan di kantor Kementerian Negara BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa 11 November 2008.

Untuk pasar lokal, Krakatau masih menjadi pemasok baja bagi sejumlah proyek milik pemerintah, seperti proyek jalan tol, pelabuhan, dan pemasangan pipa gas. "Mudah-mudahan 2009, proyek tetap berjalan agar penjualan Krakatau meningkat," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, sejumlah pengusaha baja meminta pemerintah memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib bagi produk baja. Langkah ini untuk menekan peredaran baja impor ilegal dari Cina.

Produk impor Cina dijual dengan harga murah, harga bahan baku baja canai panas (hot rolled coils/HRC) dari Cina hanya Rp 6 ribu per lembar, dibandingkan dengan harga yang dipatok Krakatau Rp 12 ribu per lembar.

Baja lapis alumunium lokal yang dibandrol Rp 14-15 ribu per lembar harus bersaing dengan produk impor Cina Rp 12 ribu per lembar.

Bakal Ada Adegan Ranjang Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won di Queen of Tears?
Masyarakat gunakan kereta api saat mudik Lebaran 2024 (dok: KAI)

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024