Survei LSI Demokrat Menang

“Langkah Yudhoyono Tak Terduga”

VIVAnews – Jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia terbaru menunjukkan minat publik terhadap Partai Demokrat  tinggi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diusung partai itu  juga menjadi tokoh terpopuler. Bagaimana lembaga survei itu menelitinya. Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia, Doddy Ambardi, menjelaskan kepada VIVAnews.

Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa

Apa yang membuat Demokrat lampaui PDIP dan Golkar?

Ini merupakan perubahan peta politik radikal. Partai besar seperti PDIP dan Golkar turun. Tapi Demokrat justru naik melampaui dua partai itu. Padahal, Demokrat baru ikut Pemilu 2004.

LIVE: Momen Bersejarah Raja Aibon Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak TNI ke Letkol Danu

Kami mengidentifikasi banyaknya pemilih yang tidak loyal pada satu partai atau tidak dekat dengan partai. Awalnya, kami bayangkan pemilih semacam itu akan masuk ke partai besar dan mapan. Artinya partai besar dan mapan sudah punya pemilih loyal. Tapi ternyata temuan ini mengejutkan. PDIP dan Golkar menurun  electoral-nya. Kemudian diganti Demokrat.

Mengapa demikian dan artinya apa?

Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 

Hasil survei kami menyebutkan electoral dua partai itu turun. Apa yang bisa dimaknai dari kasus ini bahwa akar sosial dari partai-partai itu sebetulnya tidak begitu dalam. Di Indonesia pemilih yang tidak dekat dengan sebuah partai (swing voters) itu jumlahnya cukup lumayan.
Mengapa loyalitas kepada Demokrat bisa tinggi?

Banyaknya swing voters bagi partai baru  merupakan kabar baik. Kemudian, dari partai baru ini, siapa yang bisa memanfaatkan peluang swing voters ini. swing voters ini, kan, bisa dicari ke sana ke mari. Nah, bagi yang mampu dan bisa menyusun strategi kampanye bagus, mereka ini bisa ditawari masuk ke partai itu. Salah satu strategi itu bagaimana menjangkau mereka sebanyak-banyaknya.

Melalui iklan dan kampanye di media masa lainnya, ini salah satu yang bisa jelaskan. Nah, partai yang tidak mampu memanfaatkan itu belum tentu bisa memanfaatkan swing voters.

Bukankah PDIP dan Golkar juga beriklan di media?

Partai Golkar dan PDIP, rupanya tidak sesistematis strategi beriklan yang diterapkan Demokrat dan Gerindra. Iklan di media massa adalah upaya yang sistematis dari partai untuk menjangkau dan mengingatkan pemilih. Nah, dari memori terhadap iklan itu yang akan menentukan.

Perlu berapa miliar untuk meraih popularitas seperti Demokrat?
Saya tidak bisa menyimpulkan. Tapi tentu saja kami berfikir, kalau satu spot iklan itu sekian puluh juta. Dan itu dikalikan dengan frekwensi penayangan di media. Itu pasti miliaran. Bukan lagi jutaan.

Jadi,  memang ada hubungan antara memori masyarakat terhadap iklan. Kemudian, itu dibentuk dari upaya yang kontinyu sehingga memori terhadap iklan bagi calon pemilih terbentuk dengan bagus.

Memang, meraih dukungan banyak itu berhubungan dengan belanja partai. Tapi juga ada faktor lain,  misalnya program partai atau kepedulian partai.

Berapa lama popularitas Yudhoyono bisa bertahan?

Kecenderungan ini akan bertahan dengan mengandaikan situasi ekonomi stabil. Dukungan bisa berubah karena ekonomi memburuk. Karena ada kecenderungan masyarakat menyalahkan pemerintah.Dan pemerintah itu dipimpin SBY. Tapi, kalau seandainya kondisi stabil seperti sekarang ini bertahan sampai 2009. Popularitas itu tidak berubah. Kalau memburuk mungkin Demokrat akan turun.

Menurut anda apa yang harus dilakukan PDIP dan Golkar?

Mesti lebih rajin mengingatkan dan membentuk memori pemilih. Kan, selama ini PDIP seperti mundur dan menurun. Menurut saya, partai ini mesti mengingatkan bahwa partainya masih ada kepedulian. Jadi memanfaatkan media secara sistematis juga mendidik.

Konkritnya?

Mesti menangkap di mana letak kelemahan PDIP terhadap SBY. Karena begini, SBY dengan pemerintahannya itu punya prestasi bagus dalam beberapa lini. Misalnya korupsi. Banyak kasus yang sebelumnya tidak disangka-sangka akan dibongkar, ternyata dibongkar. Misalnya kasus yang menyangkut besan SBY sendiri (Aulia Pohan).  Selain itu, prestasi ekonominya. Selama pemerintahan SBY menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks seperti itu, PDIP dan partai lain yang ingin meraih suara tinggi harus membidik pada titik titik mana yang akan mereka dongkrak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya