IFC Kucurkan US$ 20 Juta untuk Petani Kopi

VIVAnews - International Finance Coorporation, anak perusahaan Bank Dunia mengucurkan dana US$20 juta untuk mendirikan pusat pelatihan bagi 4.500 petani kopi Indonesia.

Pusat pelatihan itu akan didirikan bersama dengan ECOM Agroindustrial Corporation Ltd yang berkantor pusat di Swiss. Dengan adanya pusat pelatihan ini diharapkan petani mampu meningkatkan kualitas agar memenuhi standar internasional mengenai kualitas kopi, meningkatkan produktivitas komoditas produk kopi serta meningkatkan pendapatan petani.

Indonesia menjadi salah satu dari Lima negara penerima bantuan yang totalnya mencapai US$ 55 juta dari IFC,  antara lain Meksiko, Uganda dan Tanzania. Proyek ini berjangka waktu lima tahun.

Vice President IFC untuk Business Advisory Services Rachel Kyte mengatakan, kerjasama antara IFC dan ECOM memberikan dampak pembangunan yang yang mendukung petani kecil dalam jumlah besar. "Gabungan investasi dan layanan konsultasi perusahaan berkualitas Internasional memberikan praktek sosial dan lingkungan yang baik," katanya di sela penantanganan perjanjian IFC dan ECOM Agroindustrial Corporation Ltd di BEI, Jakarta, Rabu 19 November 2008.

Proyek yang melibatkan ribuan petani kopi di Indonesia menurutnya akan menghubungkan petani dengan rantai pasokan komersial yang akan menguntungkan petani. "Nantinya akan berpengaruh pada kesejahteraan mereka," katanya.

Di Indonesia program pelatihan ini akan diikuti 70 kelompok beranggotakan 4.500 petani kopi di Medan, Aceh, Bandar Lampung dan Bali.

Direktur PT Indo Cafco Indonesia Harold Savarius Siahaan mengatakan, dukungan terhadap petani dalam pelatihan ini meliputi peningkatan kualitas agar memenuhi standar internasional biji kopi dan produktivitas usaha, informasi harga rekomendasi penggunaan pupuk serta infromasi lainnya. "Manfaat tidak langsungnya akan dirasakan oleh sekitar 30 ribu petani non ECOM," paparnya.

Harold melanjutkan, kopi berstandar premium mengalami permintaan yang stabil kendati terjadi fluktuasi harga jual komoditas kopi di pasar internasional. Ia berharap proyek yang akan berjalan di Indonesia ini akan mengikuti sukses serupa seperti yang terjadi di negara penghasil kopi dunia lainnya seperti Meksiko dan Uganda. "Kendali mutu dan produksi yang berkelanjutan akan memberikan keuntungan bagi para petani," ungkapnya.

Masing-masing petani kopi yang masuk dalam program tersebut rata-rata memiliki lahan perkebunan kopi 1-5 hektar atau mencapai sekitar 4.500 hektar lahan kopi. Peningkatan konsumsi  kopi dunia membuat di masa depan perkebunan kopi  terbuka lebar.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?
Ilustrasi berjalan tanpa alas kaki.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Belum lama ini viral mengenai seorang remaja berusia 14 tahun dari Amerika Serikat yang berjalan selama 3 jam dan menempuh 35.000 langkah menuju masjid untuk hal ini

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024