Jatuhnya Century ke Tangan Pemerintah

VIVAnews - Dalam tempo sembilan hari sejak kasus kalah kliring, pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akhirnya mengambil alih PT Bank Century Tbk. Rasio kecukupan modal (CAR) bank yang sudah sekarat menjadi alasan pemerintah.

Pengambilalihan tersebut, kata Gubernur Bank Indonesia Boediono kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat 21 November 2008, dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah.

Meski likuiditasnya sudah bermasalah sejak lama, Bank Century mulai menghentak industri finansial Indonesia saat mengalami kalah kliring pada 12 November 2008 lalu. Pada 13 November 2008, bank juga absen kliring akibat keterlambatan menyediakan prefund. Kondisi ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mensuspensi perdagangan saham bank di pasar modal.

Dalam kondisi ekonomi normal, kata Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, kalah kliring merupakan hal yang biasa. Kasus Century menjadi tidak biasa karena kalah kliring terjadi di saat ekonomi dunia mengalami krisis, bahkan mengarah ke resesi.

Kasus kalah kliring bank ini mulai tercium wartawan pada Kamis 13 November 2008. Pagi hari itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad yang tengah menjadi pembicara dalam sebuah seminar tampak kaget saat ditodong pertanyaan seputar kalah kliring bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Chinkara Capital Limited itu. Saat itu Muliaman berupaya tetap tenang. Ia mengaku belum tahu dan akan mengecek kebenarannya.

Namun menjelang siang, kabar itu terus bergulir. Kepastian didapat dari pihak manajemen yang membenarkan kejadian tersebut. Bahwa memang bank mengalami masalah kliring karena masalah teknis. Sehari sebelumnya, nasabah juga sudah mulai panik dan berusaha menarik dana yang disimpan.

Otoritas moneter pun akhirnya mengakui ada masalah kliring dengan Bank Century. Dalam penjelasan tertulisnya disebutkan saat itu hanya terdapat satu bank yaitu Bank Century yang tidak ikut serta dalam kliring karena masalah teknis yang saat itu tidak dijelaskan secara rinci. Kejadian ini membuat Boediono mengurungkan kepergiaannya ke Washington DC untuk mengikuti pertemuan gubernur sentral negara-negara anggota G20.

Esok harinya, Jumat 14 November 2008 pukul 08.15 WIB, bank sentral menggelar jumpa pers mendadak yang mengabarkan bank sudah bisa mengikuti kliring lagi. Pengumuman bank sentral ini membuat BEI mencabut suspensi saham Century, sehingga saham bank bisa diperdagangkan lagi.

Hanya saja aktifnya bank dalam aktivitas kliring tidak menyusutkan kabar bahwa bank yang dikomandoi Hermanus Muslim itu mengalami kesulitan likuiditas. Bank dikabarkan sulit mendapat pinjaman antarbank karena bank kini mulai menjaga diri masing-masing.

Century pun dikabarkan sudah mengajukan Fasilitas Pendanaan Darurat kepada Bank Indonesia untuk menyokong likuiditas dan CAR-nya yang mulai tergerus.

Sabtu 15 November 2008, kondisi mulai tenang. Namun pada Minggu 16 November 2008 sore secara mengejutkan Sinar Mas Multiartha mengumumkan telah menandatangani letter of intent untuk mengakuisisi 70 persen saham Century. Kedua belah pihak menepis, penandatangan itu dilakukan secara mendadak. Proses pendekatan menurut Corporate Secretary Bank Century Deddy Triyana sudah dilakukan sejak lama.

Pihak Sinar Mas beralasan akuisisi dilakukan agar bank tidak kolaps. Kabar akuisisi ini membuat saham bank disuspensi lagi pada Senin 17 November 2008. Demikian pula saham Sinar Mas Multiartha.

Sampai proses akuisisi ini terjadi, isu mengenai Bank Century mulai meredup. Namun bank sentral diam-diam terus menyiapkan perangkat hukum untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu di industri perbankan nasional. Misalnya dengan menyempurnakan Peraturan Bank Indonesia (PBI) mengenai Fasilitas Pendanaan Darurat yang dikeluarkan pada 18 November 2008 lalu. Penyempurnaan aturan ini merupakan bagian dari diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).

Persoalan serius yang terjadi di Bank Century terendus lagi ketika Kamis 20 November 2008 malam, Menteri Keuangan Sri Mulyani, pejabat BI dan sejumlah menteri ekonomi melakukan rapat intensif sejak pukul 20.00 WIB. Yang menarik, dalam rapat yang hingga pukul 04.00 WIB Jumat 21 November 2008 belum juga selesai itu, hadir manajemen Bank Century.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil yang keluar ruang rapat lebih dahulu enggan memberikan komentar soal masalah yang dibicarakan dalam rapat itu. Namun ia mengakui rapat membahas soal blanked guarantee (penjaminan).

Nasib Bank Century semakin jelas saat Bank Indonesia menggelar jumpa pers mendadak Jumat pagi ini. Dalam jumpa pers, Gubernur BI Boediono akhirnya mengungkapkan soal pengambialihan Bank Century oleh pemerintah, dalam hal ini Lembaga Penjamin Simpanan.

Dalam lampiran penjelasan BI di situsnya terkait tanya jawab soal Bank Century, BI menjelaskan  permasalahan yang dialami Bank Century sifatnya kasuistik serta tidak menggambarkan kondisi sistem perbankan nasional secara keseluruhan. Memang beberapa waktu yang lalu Bank Century sempat mengalami mismatch likuiditas sehingga tidak bisa ikut serta dalam proses kliring. Selanjutnya, krisis keuangan global yang terus berlangsung ikut memperburuk kondisi keuangan Bank Century.

Atas dasar pertimbangan bahwa Bank Century masih berpotensi untuk diselamatkan, maka pemerintah memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan Bank Century kepada Lembaga Penjamin Simpanan. Untuk penyehatan, operasional manajemen Bank Century mulai 21 November 2008 berada  di bawah komando Tim Pengelola dari Bank Mandiri.

Bank Century pun menjadi bank pertama yang masuk pengawasan khusus BI setelah krisis global. Adakah bank lain bakal menyusul?

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya
Standar hidup Virginia Barat

10 Negara Bagian Amerika Serikat dengan Standar Hidup Terburuk, Berjuang Melawan Kemiskinan

Harapan hidup rata-rata penduduk Louisiana kurang dari 76 tahun, terendah ke-4 di Amerika Serikat. Negara ini mempunyai banyak komunitas yang berbahaya, mencatat 11 pembu

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024