VIVAnews - Aturan penyesuaian harga acuan (previous price) di pasar tunai yang sama dengan pasar reguler berimbas positif bagi pasar modal. Penyesuaian harga dilakukan karena transaksi pasar tunai jarang terjadi di pasar saham domestik.
Direktur Perdagangan Saham, Riset, dan Pengembangan Usaha PT Bursa Efek Indonesia (BE) BEI MS Sembiring mengatakan, pasar tunai dan pasar reguler biasa keduanya merupakan pasar reguler. Perbedaannya terletak pada proses penyelesaian transaksi (settlement). Meski demikian, kedua pasar tersebut dijamin oleh BEI.
"Pasar reguler tunai memang jarang terjadi," kata dia di gedung BEI Jakarta, Senin, 24 November 2008.
Lebih jauh dia menjelaskan, dalam industri pasar modal juga ada pasar negosiasi. Tapi, transaksi pada pasar tersebut tidak dijamin, karena transaksi dilakukan berdasarkan negosiasi kedua pihak.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi bursa, 20 November 2008, MS Sembiring mengatakan, terhitung sejak hari ini, harga acuan (previous price) pasar tunai akan disamakan dengan previous price pasar reguler.
Hal itu seiring dengan kurang aktifnya transaksi di pasar tunai, yang berakibat harga terakhir (previous price) sering berbeda jauh dengan pasar reguler. Kondisi itu menjadi tidak wajar jika digunakan sebagai harga acuan di pasar tunai.
Pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh anggota bursa efek melalui Jakarta Automated Trading System (JATS). Penyelesaian transaksi dilakukan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0).
Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter
PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
