Industri Minta Bea Masuk Baja Dinaikkan

VIVAnews - Rendahnya bea masuk impor baja di Indonesia disinyalir turut memperparah beredarnya baja murah dari Cina. Karenanya, Serikat Pekerja Industri Baja menuntut kenaikan bea masuk impor hingga 40 persen.

"Bea masuk impor di Indonesia tergolong rendah, hanya 5 persen" kata Ketua Serikat Pekerja Industri Baja Budi Santoso di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Selasa 25 November 2008.

Tata niaga impor yang akan diberlakukan untuk baja, kata dia, belum mampu membendung impor baja murah. 

Hal serupa juga dikemukakan pengamat ekonomi dari INDEF Fadhil Hassan di kesempatan yang sama. Menurutnya, industri baja yang merupakan tulang punggung perekonomian harus dilindungi secara adil dan diberlakukan perdagangan proteksionistis yang ketat.

Masa Penahanan Siskaeee Diperpanjang Polisi

Fadhil membandingkan dengan perlakuan Korea Selatan terhadap industri bajanya. "Selama lebih dari satu dasawarsa Korea Selatan memproteksi industri baja dengan beberapa instrumen, kemudian setelah dinilai kuat baru dilepas untuk mandiri," katanya. 

Sementara itu, kata Fadhil, bea masuk impor baja negara sekitar cenderung lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Malaysia bisa mencapai 50 persen, Amerika Serikat 24 persen, Filipina dan Brazil 25 persen, Thailand 10 persen plus tambahan tarif, Cina 26 persen plus quota, India 40 persen, Mexico 35 persen, dan Iran 13 persen plus US$ 25 per ton.

Selain itu, menurut Fadhil, kenaikan bea masuk juga dibarengi dengan operasional efisiensi dari industri baja nasional. "Pemerintah juga perlu memberikan target jelas sampai kapan industri baja dilindungi dan kapan siap untuk dilepas," tambahnya. 

Perlindungan mendesak karena industri yang mempekerjakan 340 ribu orang ini telah menurunkan produksi hingga 30 persen dan beberapa sudah merencanakan PHK dan merumahkan karyawan. 

Putri Anne

Putri Anne Blak-blakan Belum Bisa Move On dari Arya Saloka?

Putri Anne mendapat pertanyaan dari pengguna instagram tentang tips untuk bisa move on.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024