Tony Prasetiantono

Proyeksi 2009, Bank Tak Akan Ekspansif

Kekeringan likuiditas yang juga mengancam industri perbankan Indonesia, telah membuat bank bersikap hati-hati. Mereka sangat selektif dalam menyalurkan pinjaman, bahkan mengerem pinjaman untuk sektor tertentu.

Untuk tahun depan, situasinya tak banyak berubah. Mereka tidak akan ekspansif seperti tahun ini. Sikap selektif membiayai kredit masih akan menjadi pegangan para manajemen bank.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana proyeksi perbankan 2009, jurnalis VIVAnews Nur Farida Ahniar mewawancarai Chief Economist BNI, Tony Prasetiantono beberapa waktu lalu.

Untuk sektor perbankan, pada 2009 apa yang harus diwaspadai?

Tahun depan yang harus diwaspadai adalah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) karena ekspansi tahun ini kencang, sementara tahun depan kita menghadapi kemungkinan daya beli masyarakat rendah karena melemahnya ekonomi global pasti akan
berdampak penurunan permintaan barang-barang ekspor Indonesia. Nanti bisa terjadi potensi NPL.

Kira-kira potensi kenaikan NPL berapa persen?

Untuk sementara saya melihat 1-1,5 persen, cuma kan kita tidak tahu kalau nanti kondisi memburuk.

Apa yang harus dilakukan perbankan?

Bank harus lebih selektif, tidak lagi melakukan ekspansi. Kedepan perbankan nasional harus menurunkan suku bunga. Itu bisa membantu. BI Rate juga bisa turun dari 9,5% ke 8,5%

Kondisi likuiditas perbankan tahun depan bagaimana?

Ke depan kondisi likuiditas justru melonggar, ekpektasi inflasi turun. Bahkan, jika ada jaminan penuh, nilai tukar rupiah akan menguat, likuiditas malah akan longgar.

Kalau untuk penyaluran kredit tahun depan?

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Tumbuh paling sekitar 20 persen. Saya kira saya lebih pesimistis dari BI sebesar 22 persen.

Alasannya apa?

Angka pertumbuhan 22 persen itu kan masih ekspansif. Itu sama dengan tahun sebelumnya seolah-olah tidak ada krisis, padahal 2009 kan ada krisis. Tapi saya tidak pesimis banget, 20 persen saya kira wajar lah, bisa menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia 5-5,5 persen.

Sektor apa yang mendorong pertumbuhan kredit?

Konsumsi, karena sektor lain butuh waktu lama untuk membalikkan situasi. Konsumsi itu paling fleksibel. Tapi jangan lupa, bukan hanya Indonesia, Amerika pun sektor konsumsinya mencapai 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. Sama dengan Indonesia, jadi tidak ada sektor yang mencolok.

Selain konsumsi, sektor yang berpotensi tumbuh tahun depan ....

Konsumsi memang paling bisa tumbuh. Sektor yang masih akan tumbuh telekomunikasi, properti, otomotif, hanya saja properti harus lebih selektif seperti pembangunan pusat belanja, namun untuk apartemen, rumah, masih oke.

Menteri BUMN Erick Thohir

Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan

Menteri BUMN, Erick Thohir mengarahkan BUMN beli dolar secara optimal, terukur, dan sesuai kebutuhan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024