Kyoto Jazz Massive Semarakkan Jak Jazz

VIVAnews - Kyoto Jazz Massive (KJM) menyemarakkan panggung utama Djisamsoe Jak Jazz 2008 'whole lotta jazz' tadi malam. Band asal Jepang ini dibentuk seorang disc jokey dan penulis lagu, Shuya Okino yang populer di Inggris semenjak merilis album solo pertamanya yang berjudul United Legends di tahun 2006.

Dalam jumpa pers di ruang media center sebelum pentasnya, Shuya mengatakan ia sangat tertarik datang ke Indonesia dan tampil di Jak Jazz tahun ini. Meski katanya banyak orang yang menganggap musiknya tidak masuk dalam genre jazz, ia mengaku tak peduli dengan anggapan itu.

"Saya tak peduli orang-orang akan anggap musik saya apakah masuk dalam kategori jazz atau tidak. Sebagian mengatakan musik saya adalah new jazz atau grab jazz atau bahkan bukan jazz sama sekali," katanya.

"Saya hanya memberikan warna yang berbeda dari jazz. Tapi yang jelas saya menciptakan musik saya dengan sentuhan jazz karena saya memang sangat suka jazz. Saya cinta dengan musik jazz. Kalau anda dengar saya punya sentuhan fusion dalam lagu-lagu saya, ada juga yang grab jazz. Tapi itu adalah jazz sebenar-benarnya," beber Shuya.

Shuya juga mengaku ia akan menonton semua yang konser dalam Jak Jazz 2008 ini sejak malam pertama Jumat 28 November 2008 hingga akhir nanti di Minggu 30 November 2008. "Saya ingin mencari musisi yang berbakat untuk saya ajak bergabung dengan saya di Kyoto Jazz Massive. Siapa tahu ada musisi jazz Indonesia yang bisa saya ajak nanti," kata dia.

Di atas panggung, Shuya membuktikan kata-katanya. Musiknya memang berbeda. Pantauan VIVAnews musik Kyoto Jazz Massive ini benar-benar unik. Shuya yang punya keahlian nge-DJ memberi nuansa lain dalam setiap lagu yang dibawakannya.

Pada lagu pertama dan kedua penonton masih mencoba beradaptasi dengan tawaran musiknya. Di awal tampil, lagu yang dibawakan Kyoto bergaya fussion yang dipadukan dengan techno, cukup menghentak tapi kami belum bisa menikmati. Hanya sebagian yang ikut dengan irama yang ditawarkan Shuya dan kawan-kawannya di pembukaan itu, mungkin mereka sudah mendengar album-album Shuya ini.

Selepas lagu kedua, penonton mulai diajak lebih partisipatif. Dua vokalis Kyoto mengajak para penonton untuk mengangkat tangan dan memberi panduan tepukan tangan yang melengkapi irama track yang mereka mainkan. Penonton memenuhi ajakan itu, dari sinilah baru rasanya lagu-lagu Kyoto mulai bisa dinikmati.

Selain karena keramahan mereka malam hari itu, beberapa kali mereka mengatakan 'apa kabar', 'ayo Jakarta', dan 'makasih' disela-sela pembawaan, mereka juga atraktif di atas panggung. Penonton jadi semakin terpengaruh untuk ikut bergoyang mengikuti tarian dua vokalis Kyoto di atas panggung. Awalnya hanya kepala yang dibiarkan melakukan gerakan mematuk, lama kelamaan tangan dan kaki ikut bebas mengikuti ke mana dentuman irama dan nada-nada yang mengalir.

Kyoto benar-benar menyemarakkan malam pertama Jak Jazz 2008. Menginjak lagu nomor keempat lebih dari separuh penonton yang berdiri di depan panggung turut membuat tarian mereka masing-masing dengan iringan musik yang disuguhkan Kyoto. Semakin lama semakin semarak karena lebih banyak yang melantai dan bergoyang bersama di depan panggung.

Sayang Shuya cs hanya membawakan tujuh lagu, "Saya gembira bisa tampil dan menghibur Anda, tapi sayangnya ini adalah lagu penutup." kata Shuya ketika akan memulai lagu ketujuhnya. Penonton mengeluh tapi tetap mengikuti alunan musik yang dibawakan di nomor terakhir itu, menikmati menu penutup dari single instrumental yang manis dan lembut namun tetap memaksa tubuh bergoyang.

Sampai akhirnya itu berakhir, penonton serentak meneriakkan 'we want more!'. Mungkin tak enak hati mengecewakan desakan penonton yang memintanya, Shuya dan kawan-kawannya pun muncul lagi ke atas panggung. Histeria penonton membahana atas kebaikan Kyoto menyanggupi permohonan penikmat musiknya malam itu. "You want more? Ok this is special for you," teriak Shuya.

Kyoto dengan ramahnya memberikan nomor tambahan itu. Kembali Shuya dengan Kyoto-nya menggoyang penonton dan bersukacita bersama di malam yang semarak itu di panggung utama Djisamsoe Jak Jazz 2008. Benar-benar semarak.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila
Ilustrasi jenis sabu.

Polres Malang Bongkar Home Industry Sabu di Jatim

– Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Malang berhasil membongkar praktik produksi narkotika jenis sabu di wilayah Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024