Kasus Susu Melamin di Cina

Jumlah Korban Kini 294.000 Anak

VIVAnews – Pemerintah Cina, melalui situs internet Departemen Kesehatan, Senin 1 Desember 2008, menyatakan bahwa jumlah anak yang sakit akibat rutin mengonsumsi susu mengandung bahan kimia melamin kini berjumlah 294 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 154 anak sakit parah.

Bahkan Departemen Kesehatan menyatakan bahwa mungkin ada enam bayi lagi yang meninggal akibat mengonsumsi susu ber-melamin sejak September lalu.

Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan

Padahal, Departemen Kesehatan September lalu mengungkapkan bahwa jumlah korban sakit akibat susu bermelamin hanya sekitar 53 ribu anak. Selain itu, empat anak meninggal akibat gagal ginjal.

“Mengonsumsi susu bubuk merk Sanlu dan susu yang tercemar melamin menimbulkan masalah saluran urin pada 294 ribu anak,” kata departemen kesehatan dalam pernyataan di situsnya. Dari jumlah tersebut, 51.900 anak tercatat di rumah sakit. Sebanyak 861 anak masih dirawat di rumah sakit dan 154 kasus tergolong ke dalam kasus berat.

Melamin adalah bahan kimia yang biasa digunakan sebagai campuran plastik. Melamin menjadi bahan kimia yang banyak diperbicangkan sejak September lalu karena secara ilegal dicampurkan ke dalam produk susu dan produk berbahan susu. Bahan kimia ini memang mampu menghasilkan semacam protein palsu sehingga kadar protein dalam susu tampak lebih tinggi.

Apabila dikonsumsi terus menerus, melamin dapat menyebabkan batu ginjal dan akhirnya gagal ginjal pada mahluk hidup. Inilah yang terjadi pada beberapa bayi di Cina yang rutin mengonsumsi susu tercemar melamin.

Padahal sejak Maret lalu, perusahaan Sanlu yang memproduksi susu bermasalah tersebut, sudah mulai menerima keluhan dari orang tua yang memberi bayinya susu merk Sanlu. Namun departemen kesehatan lokal tidak memberikan respon apapun hingga September lalu. (AP)

Bos Apple Tim Cook (Tengah).

Indonesian Government to Provide Incentive for Apple Investment

"If (Apple) gets incentive facilities like in India and Thailand, we (Indonesia) can also provide the same," Minister Luhut Binsar Pandjaitan said in his Instagram accoun

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024