GM-Ford-Chrysler Minta Bailout US$34 Miliar

VIVAnews – Tiga perusahaan otomotif terkemuka di Amerika Serikat (AS) membutuhkan dana talangan (bailout) dari pemerintah AS US$34 miliar untuk bisa bertahan dari terjangan krisis keuangan.

Ganas, Oxford United Catat Rekor Kemenangan Terbesar

Angka dana talangan itu meningkat dari permohonan sebelumnya. Beberapa pekan lalu mereka minta talangan pada pemerintah US$25 miliar.

Demikian proposal permohonan bailout yang disampaikan pimpinan General Motors (GM), Ford, dan Chrysler, kepada Kongres AS di Washington DC, Selasa sore 2 Desember 2008 waktu setempat (Rabu pagi WIB). 

Puncak Arus Balik, Banyak Pemudik Keletihan Pilih Tidur di Pelabuhan Bakauheni

Proposal itu merupakan tuntutan Kongres kepada para pengelola GM, Ford, dan Chrysler saat berkunjung ke Washington dua pekan lalu dengan misi meminta bailout.

Seperti dikutip situs CNNMoney.com, isi proposal yang dikirim ketiga perusahaan semua serupa: rincian beban produksi dan pengeluaran serta rencana efisiensi dan restrukturisasi perusahaan, termasuk memangkas gaji para eksekutif. Selain itu para eksekutif tidak lagi menikmati fasilitas mewah yang selama ini jadi tanggungan perusahaan, seperti pesawat terbang pribadi.  

Kisah Heroik Anggota TNI Keturunan Tionghoa Tak Bocorkan Rahasia Negara Meski Disiksa Musuh

Berdasarkan proposalnya, GM berharap Kongres segera memberi mandat kepada pemerintah mengucurkan bailout US$12 miliar dalam waktu dekat untuk tetap bertahan di awal 2010. 

Bahkan GM sangat membutuhkan pinjaman US$4 miliar akhir bulan ini agar tidak jatuh bangkrut. Selain itu GM juga mengajukan tambahan bantuan US$6 miliar sebagai dana siaga.

Setali tiga uang, Ford pun butuh pinjaman darurat US$9 miliar. Berbeda dengan GM, sebenarnya Ford saat ini tidak begitu butuh pinjaman pemerintah sambil bertekad bisa kembali meraih laba tahun 2011. Dana pemerintah hanya diperlukan untuk keperluan darurat.

Sedangkan Chrysler memastikan nilai permohonan bantuan sebesar US$7 miliar. Nilainya sama dengan yang diajukan  di rapat kongres dua pekan lalu.

Jadi, tetiga perusahaan otomotif yang berbasis di Detroit dan terkenal dengan julukan “Tiga Besar” itu membutuhkan bantuan minimal US$28 miliar dan maksimal US$34 miliar.

Proposal bantuan dan rencana efisiensi "Tiga Besar” tersebut diserahkan ke Kongres bersamaan dengan munculnya laporan bahwa penjualan produk otomotif di AS mencapai rekor terendah dalam 26 tahun terakhir.  Tingkat penjualan produk dalam negeri maupun luar negeri di AS anjlok lebih dari 30 persen.

Menanggapi penderitaan yang dialami industri otomotf nasional, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Nancy Pelosi, mengatakan bahwa bantuan kepada "Tiga Besar" itu sangat mendesak.

“Bangkrut bukanlah pilihan. Semua orang akan rugi bila bangkrut," kata Pelosi.  Namun dia tidak bisa berjanji bahwa Kongres akan segera memberi bantuan bailout. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya