Premium Langka

"Kalau Mau Enak Saja, Tak Usah Bisnis SPBU"

VIVAnews - Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro mengingatkan masalah kelangkaan pasokan premium lebih terkait persoalan business to business. Kelangkaan lebih disebabkan oleh ulah pengusaha pom bensin yang enggan berkurang labanya.

Selama ini, pasokan dan stok Pertamina tidak ada persoalan. Yang terjadi, pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) enggan mengambil pasokan bahan bakar minyak dari Pertamina. Alasannya, marjin keuntungan yang diterima pengusaha mengecil setelah harga premium diturunkan dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500 per liter.

Pertamina selama ini memberi marjin kepada pengusaha SPBU sebesar Rp 180 per liter untuk SPBU yang tidak memegang sertifikasi Pasti Pas. Rp 200 per liter untuk SPBU sudah berkomitmen mengikuti standar penjualan Pertamina Way, serta Rp 205 per liter untuk SPBU Pasti Pas.

Bakal Ada Adegan Ranjang Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won di Queen of Tears?

Menurut Purnomo, jika harga tinggi, maka alpha atau selisih pendistribusian BBM makin besar sehingga marjin yang diperoleh Pertamina juga akan besar. Saat ini, alpha distribusi BBM bersubsidi sebesar 9 persen.

Namun, karena harga turun, maka alpha Pertamina mengecil sehingga marjin laba yang diperoleh pengusaha SPBU juga turun. Karena turun, SPBU tak mau mengambil BBM ke Pertamina.

"Padahal, marjin turun itu sudah risiko bisnis," ujar Purnomo. "Kalau mau enak saja, ya tidak usah bisnis SPBU."

Bahkan, Purnomo menyarankan agar izin usaha pengusaha SPBU dicabut saja. Sebab, itu sudah tertuang dalam kontrak bisnis antara Pertamina dengan SPBU.

Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Persebaya Surabaya
Masyarakat gunakan kereta api saat mudik Lebaran 2024 (dok: KAI)

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024