Bob Sadino

Mereka Bilang Saya Gila

DANDANAN dan gayanya yang khas membuat entrepreneur Bob Sadino sangat mudah dikenali. Setelan pakaian dinas yang ia pakai kemana-mana hanya kemeja, jeans pendek dan sepatu kulit tanpa kaos kaki.

"Biar nyaman dipakai ke mana-mana," ujarnya kepada VIVAnews beberapa waktu lalu. Gaya berbicaranya tak kalah menarik. Bebas, lugas, blak-blakan dan terkadang terkesan provokatif. Itu seolah menjadi ciri khas pria kelahiran Tanjungkarang, Lampung, pada 9 Maret 1933 silam.

Kisah suksesnya menjadi entrepreneur dan pemilik usaha Kem Chicks, perkebunan dan peternakan ayam selalu menyedot perhatian banyak orang.

Pergelutannya dengan dunia usaha berawal dari kesulitan karena ayahnya meninggal saat Bob muda baru berusia belasan tahun. Om Bob, sapaan akrabnya, bercerita perjuangan yang paling besar tidaklah muluk, yakni mendapatkan makanan besok hari agar bisa hidup."Saya tak punya tujuan dan tak punya rencana dalam hidup, hanya terus berbuat saja."     

Pria lulusan SMK pada 1953 itu bertutur entrepreneur adalah proses seumur hidup. Pendidikan dari sekolah hanya membuat orang mengetahui sesuatu. Padahal pembelajaran yang banyak terdapat pada masyarakat dan jalanan.

Setelah berkarir di perusahaan Djakarta Llyod selama belasan tahun di Eropa, ia lantas ingin pulang dan membangun usaha sendiri. Ia mengaku tidak mau bekerja di bawah perintah orang dan ingin bertanggung jawab pada diri sendiri. "Saya akhirnya ambil resiko, yang sarjana sekarang mungkin enggak kepikiran. Iya kan?," sindirnya.

Sejak kembali ke Indonesia sekitar pertengahan 1960-an, menurut Om Bob, situasi negara ini masih berdarah-darah. Ia pernah berprofesi sebagai sopir taksi dan bekerja sebagai kuli dengan upah Rp 100 per hari. Setelah taksi sedan yang ia bawa dari Eropa hilang akibat kecelakaan, Om Bob beralih ke usaha lain.

Kali ini, ia beternak ayam ras dari bantuan seorang rekannya. Usaha peternakannya melesat. Pada 1967, ayah dua anak inilah yang pertama memperkenalkan penjualan daging dan telur ayam di pertokoan. Untuk mendukung usahanya, ia membuka pertokoan Kem Chicks di pada 1969. 

Tak sampai di situ, dari racikan bisnisnya, pertanian yang masih awam, ia kenalkan yaitu pertanian hidroponik. Produksi Kem Farm bervariasi seperti sayuran yang biasa dipakai di restoran, jagung dan kacang tanah hibrida, melon serta kebutuhan sehari-hari. Tiga siklus bisnis ala Bob Sadino ia tanamkan.

Budidaya yang menghasilkan barang berkualitas, pengenalan pasar dan industri dalam arti yang lebih sederhana jadi perhatiannya. Industri dalam pengertian Om Bob tak perlu canggih-canggih amat. Jika hasil budidaya tak sepenuhnya terserap pasar, harus ada pengolahan, pengemasan dan perlakuan terhadap hasil budidaya. Kalau tiga siklus ini tercapai, sifat wirausaha petani dapat lebih baik.

Hingga kini Bob yang sempat "terdampar" di UI memiliki seribu pegawai tetap dan ribuan karyawan tak tetap untuk membangun usahanya yang dirintis 40 tahun. Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, ia tetap bergeming. Menurutnya tak jadi soal apa yang terjadi 40 tahun lalu dengan sekarang.

"Peternak kita saja belum makan daging, kebutuhan daging Indonesia masih sangat besar," ujarnya. "Selama orang makan daging usaha akan terus maju."

Brigjen Sharif Tuding Israel Berbohong Pembangkit Listriknya Rusak Usai Serangan Iran

Bob yang akan meluncurkan buku berjudul Bob Sadino: "Mereka Bilang Saya Gila" berfilosofi dari seribu pertanyaan ia hanya bisa menjawab 999 pertanyaan sedangkan satu pertanyaan adalah insting yang menuntun kemana rencana selanjutnya.

Di usianya yang 75 tahun, Bob bertekad menyebarkan jiwa wirausaha agar "adik kelasnya" sesama anak SMK dapat mandiri." Sebelum siswanya, guru harus dibenturkan dulu kepalanya di dinding biar bisa memberi pelajaran wirausaha kepada siswa."

Komitmennya dengan memberi bantuan kepada ratusan SMK percontohan untuk bidang yang, ia kuasai yaitu budidaya pertanian dan bidang lainnya. Dari situ, harapannya setelah keluar dari sekolah,anak didik tidak menambah jumlah pengangguran dan bisa berusaha sendiri. "Bisa memberi makan bagi diri sendiri dan orang lain," katanya.

Lokasi kebakaran toko frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Petugas Damkar Sebut Korban Tewas Terpanggang Akibat Kebakaran Toko Frame Mampang

Kondisi Toko Frame dan Galeri bernama 'Saudara Frame' di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan saat ini sudah padam usai kebakaran pada Kamis, 18 April 2024. Ada tujuh orang

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024