Dana Bailout AS

Bos "Tiga Besar": Kami Mengaku Salah

VIVAnews - Mengaku bersalah dan menyesal. Itulah ungkapan yang terlontar dari para bos tiga perusahaan otomotif terkemuka Amerika Serikat (AS) kepada para anggota Senat di gedung Kongres, Capitol Hill, Washington DC, Kamis malam 4 Desember 2008 waktu setempat (Jumat pagi WIB).

Para bos yang bergelar Chief Executive Officer (CEO) dari General Motors (GM), Ford, dan Chyrsler kembali menyambangi Gedung Kongres setelah dua pekan lalu. Misi yang mereka jalankan tetap sama: melobi para anggota Kongres - baik di Senat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) - agar memberi mandat kepada pemerintah untuk mengucurkan sebagian anggaran untuk dana talangan (bailout) perbankan senilai US$700 miliar demi menyelamatkan tiga perusahaan otomotif tersebut.

Untuk itu, para CEO kali ini tidak sungkan-sungkan mengakui kesalahan dalam mengelola perusahaan maupun menerapkan strategi produksi dan pemasaran sehingga produk-produk mobil mereka kalah bersaing di pasaran. Maka ketiganya kini sangat menginginkan bantuan darurat US$34 miliar - lebih banyak US$9 miliar dari yang mereka minta dua pekan lalu - untuk menyelamatkan perusahaan masing-masing dari kebangkrutan. 
 
"Kami telah berbuat kesalahan dan kami sudah mengambil pelajaran dari situ," kata CEO GM, Rick Wagoner, dalam rapat Komisi Senat Urusan Perbankan. Pernyataan senada juga dilontarkan oleh CEO Ford, Alan Mulally, dan CEO Chrysler, Robert Nardelli.
 
Mulally, misalnya, mengaku salah karena terlalu yakin dengan mantra pemasaran yang gegabah, "Bikin saja, pasar pasti beli." Artinya, "Kami produksi lebih banyak kendaraan dari yang dibutuhkan konsumen, akhirnya harga dikurangi," kata Mulally.

Sedangkan Nardelli berjanji bahwa Chrysler bakal terfokus kepada produksi mobil dan truk yang irit bahan bakar dan yang memang dibutuhkan konsumen. Dia juga berjanji akan melunasi pinjaman tahun 2012 bila pemerintah segera memberi bailout. 

Presiden Serikat Pekerja Otomotif, Ron Gettelfinger, yang juga ikut dalam pertemuan tersebut khawatir bila GM tidak segera diberi bantuan darurat sedikitnya US$4 juta pada akhir bulan ini. "Saya yakin kita bakal kehilangan General Motors pada akhir bulan ini," kata Gettelfinger.

Berdasarkan proposalnya, GM berharap Kongres segera memberi mandat kepada pemerintah mengucurkan bailout US$12 miliar dalam waktu dekat untuk tetap bertahan di awal 2010.

Bahkan GM sangat membutuhkan pinjaman US$4 miliar akhir bulan ini agar tidak jatuh bangkrut. Selain itu GM juga mengajukan tambahan bantuan US$6 miliar sebagai dana siaga.

Setali tiga uang, Ford pun butuh pinjaman darurat US$9 miliar. Berbeda dengan GM, sebenarnya Ford saat ini tidak begitu butuh pinjaman pemerintah sambil bertekad bisa kembali meraih laba tahun 2011. Dana pemerintah hanya diperlukan untuk keperluan darurat.

Sedangkan Chrysler memastikan nilai permohonan bantuan sebesar US$7 miliar. Nilainya sama dengan yang diajukan  di rapat kongres dua pekan lalu.

Jadi, ketiga perusahaan otomotif yang berbasis di Detroit dan terkenal dengan julukan “Tiga Besar” itu membutuhkan bantuan minimal US$28 miliar dan maksimal US$34 miliar.

Kenapa Naik?

Masalahnya, sebagian anggota senat (senator) menggerutu dengan besaran bailout yang diminta para bos Tiga Besar tersebut. Senator Richard Shelby dari Partai Republik, misalnya, mengeluh kenapa sekarang angka yang mereka ajukan lebih besar dari yang diminta dua pekan lalu.

Shelby pun meminta para CEO untuk menjelaskan mengapa nilai permohonan bisa naik dan bagaimanan bailout yang mereka minta tidak sekadar memperpanjang hidup ketiga perusahaan tersebut selama beberapa bulan. "Selain itu, bagaimana caranya kalian bisa membayar pinjaman itu kembali?" tanya Shelby.
 
Sedangkan Ketua Komisi Senat Urusan Perbankan, Chris Dodd, menyatakan pada dasarnya dia bersimpati dan tidak mau melihat ketiga produsen otomotif kebanggaan AS itu bisa jatuh bangkrut. Namun, berdasarkan proposal yang telah disampaikan GM, Ford, dan Chrysler awal pekan ini, Dodd menilai ada sejumlah pertanyaan yang belum dijawab di tiga proposal tersebut, terutama bagaimana mempertanggunjawabkan bailout dan bagaimana membayarnya kembali mengingat itu adalah uang pembayar pajak. 

Dodd juga mengatakan, tidak berbuat apa-apa atas ketiga perusahaan otomotif tersebut sama saja berjudi dengan mempertaruhkan ekonomi AS.

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Penyebab Krisis

Dianggap sebagai pilar industri otomotif nasional, GM, Ford dan Chrysler mulai menyadari adanya krisis sejak 2007. Tingkat penjualan mobil di AS terus menurun seiring dengan kian ketatnya persaingan dari para kompetitor asing dan perubahan selera konsumen menjadi penyebab utama runtuhnya kejayaan "Tiga Besar."

Ekonomi AS yang tengah melemah setelah dihajar krisis kredit macet di sektor hipotek--yang pada akhirnya memicu krisis finansial global-- makin memukul mereka. Akibatnya, tingkat penjualan otomotif di AS kini anjlok mencapai tingkat yang terendah dalam lebih dari 20 tahun terakhir. Buktinya, tingkat penjualan mobil dari 17 juta unit tahun 2007 anjlok menjadi 10,5 juta unit pada November 2008.  

Diantara para produsen otomotif AS yang tengah krisis, GM-lah yang menderita paling parah. Tingkat penjualan GM Oktober lalu turun 45 persen sehingga menderita kerugian US$2,5 miliar dalam kuartal ketiga tahun ini.

Bahkan, harga saham GM di bursa Wall Street pada awal November mencapai rekor terendah dalam 65 tahun terakhir. Yang menyedihkan lagi, GM terancam bangkrut awal tahun depan saat modalnya kian menipis dan belum ada tanda-tanda datangnya suntikan dana dari pihak manapun, termasuk pemerintah. Menurut International Herald Tribune, utang GM kepada para kreditor mencapai US$66 miliar.

Kesulitan juga dialami oleh Chrysler. Menguasai 10 persen pangsa pasar otomotif di AS, penjualan Chrysler anjlok 650.000 unit, atau menderita kerugian sekitar US$16 miliar.        

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

Ford tampak tidak mengalami kerugian yang parah. Bahkan yakin kembali meraup laba tahun 2011. Kendati demikian, sebagai CEO Ford, Mulally merasa perlu bantuan senilai US$9 miliar sebagai dana siaga bila situasi pasar otomotif memburuk. (AP)

Peristiwa serangan teroris di Gedung Teater dekat Moskow, Rusia

Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack

The Russian Health Ministry said the death toll from last week's attack on a Moscow concert hall rose to 140 on Wednesday, after another victim died in hospital.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024