VIVAnews - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengatakan publikasi kabinet bayangan tidak akan bermanfaat bagi masyarakat.
“Jika pengumuman itu hanya wacana menjadi calon presiden, itu menjadi sukar dibedakan dengan sensasi politik, serta tidak memberi pelajaran apa-apa bagi masyarakat,” kata Anas kepada VIVAnews, Minggu 7 Desember 2008.
Pengumuman kabinet bayangan diumumkan anggota Fraksi Partai Golongan Karya Dewan Perwakilan Rakyat, Yuddy Chrisnandi, baru-baru ini. Susunan itu diberi nama Kabinet Pembaharuan Indonesia. Kabinet ini mewacanakan Yuddy sebagai calon presiden di Pemilu 2009. Di sana disusun pula empat calon pendamping Yuddy, yakni Pramono Anung (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Anies Baswedan (akademisi), Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Yenny Wahid (Partai Kebangkitan Bangsa). Kabinet ini juga menyebut satu persatu nama calon menteri.
Anas mengatakan sebaiknya pengumuman kabinet semacam itu dilakukan setelah ada calon presiden tetap (definitive). Dengan begitu, katanya, pengumuman itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat. “Dari segi waktu, pengumuman sebagian calon anggota kabinet, baru bisa dianggap relevan setelah jelas siapa-siapa saja yang resmi menjadi calon presiden – jadi paling cepat Mei 2009,” katanya.