Pengusaha Minta Diajak Berembuk Soal Insentif

VIVAnews - Pengusaha nasional berharap pemerintah mengajak mereka duduk bersama untuk membicarakan masalah-masalah terkait insentif investasi. Sebab sering kali insentif yang diberikan bukan yang dibutuhkan pengusaha.

"Yang sudah ada seperti penurunan pajak penghasilan (PPh) dari 30 persen menjadi 25-28 persen yang tidak kita perlukan. Itu kan bukan insentif langsung yang kita dapatkan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 10 Desember 2008.

Saat ini yang terpenting, kata Sofyan, pemerintah mengajak pengusaha duduk bersama membicarakan masalah tersebut.  Sebab belum tentu apa yang diperlukan pengusaha sama dengan pikiran pemerintah.

"Kita kan yang tahu apa yang kita perlukan untuk bersaing, mencari pasar bary, atau menguasai pasar dalam negeri. Sekarang kita nggak diajak ngomong, cuma ngasih insentif yang banyak yang tidak kita perlukan," tegasnya.

Jika pemerintah bersedia duduk bersama dengan pengusaha, ia yakin menguasaan 50-70 persen pasar dalam negeri tidak perlu menunggu waktu lama, sehingga impor-impor barang ilegal bisa dihindari.

4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur

"Itu paling penting, jadi tidak usah insentif sepotong-sepotong, tidak ada yang jalan. Paling sedikit perlindungan pasar itu 2-3 tahun, setelah itu kita ekspor lagi," kata Sofyan.

Investasi Murah

Terkait investasi, Sofyan mengatakan sebetulnya saat ini investasi jauh lebih murah dibandingkan beberapa waktu lalu. Biaya investasi kini menyusut 30 persen. Namun yang menjadi kendala tidak ada bank yang bersedia mengucurkan kredit. Sementara investasi dengan dana sendiri sebanyak 100 persen tidak mungkin bisa dilakukan pengusaha. Sementara barang-barang yang dijual marketnya semakin susah.

"Sekarang betul-betul keuangan susah, bank-bank tidak mau kasih tambahan kredit, bagaimana kita bisa membuat proyek-proyek baru dan mengadakan ekspansi? Itu kendala yang kita hadapi," ujar dia.

Bagi pengusaha, yang paling penting saat ini adalah bagaimana bisa bertahan tanpa harus mengurangi pekerja. Satu-satunya yang masih bisa melakukan investasi hanya pemerintah. Sehingga pemerintah harus memberi stimulus agar ekonomi bergerak.

Gedung Bank Indonesia (BI).

Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

 Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, hasil stress test BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan dan korporasi saat ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024