VIVAnews - Perusahaan terkemuka bidang pertambangan, Rio Tinto, berencana mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 14.000 karyawan. Pengumuman perusahaan yang berbasis di Inggris tersebut dikeluarkan hanya beberapa pekan setelah rencana akuisisi oleh rivalnya, BHP Billiton, gagal.
PHK karyawan adalah bagian dari rencana Rio Tinto untuk mengurangi beban hutang korporat yang sudah mencapai US$ 39 miliar.
Perusahaan yang berdiri sejak 1873 tersebut mengeluarkan laporan suram tentang perkiraan penerimaan pada Oktober lalu. "Sejak saat itu [Oktober], permintaan semakin memburuk, sehingga prioritas grup perusahaan berubah. Prioritas perusahaan adalah penghematan aliran dana dan mengurangi hutang," kata Tom Albanese, direktur eksekutif Rio Tinto, seperti dikutip stasiun televisi CNN, Rabu 10 Desember 2008.
Pengurangan karyawan akan mencakup 5.500 pegawai tetap dan 8.500 pekerja kontrak. PHK tersebut akan menghemat pengeluaran sekitar US$ 1,2 miliar per tahun. Namun, uang pesangon bagi karyawan yang diberhentikan akan menghabiskan US$ 400 juta.
Sebelumnya, BHP membatalkan rencana untuk mengambil alih Rio Tinto akhir November lalu. Pasalnya, gabungan kedua perusahaan pertambangan tersebut akan menyebabkan tingkat hutang semakin tinggi.
Ini akan menjadikan mereka semakin sulit bertahan di kondisi ekonomi buruk seperti saat ini. Pertimbangan BHP juga mengenai apakah perusahaan pertambangan terbesar di dunia tersebut bisa menjual unit-unti bisnis Rio Tinto yang memang akan dilepas.
Rio Tinto telah mengatakan, sedang menimbang untuk menjual beberapa unit perusahaan sebagai upaya mengumpulkan dana tunai. Rio Tinto tidak membeberkan rencana tersebut lebih detil.
KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya
Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikatakan tidak perlu menyetor nama-nama calon menteri, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi nama-nama itu distabilo tertentu.
