Singapura Lirik Saham Indonesia Air Transport

VIVAnews - Kepemilikan saham PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) dikabarkan sedang dilirik investor asal Asia Tenggara.

Sumber VIVAnews mengatakan, ketertarikan investor yang disinyalir dari Singapura itu terpicu langkah perseroan yang melakukan ekspansi usaha ke penerbangan reguler dari sebelumnya bisnis penerbangan komersial tidak berjadwal (charter).

Penjelasan BI soal Layanan Alipay Mau Masuk Indonesia

"Kabarnya, pemodal itu sedang mendekati pemegang saham mayoritas IATA. Sebab, harga saham perseroan cukup murah," jelasnya di Jakarta, belum lama ini.

Sekretaris perusahaan IATA Joe Denie ketika dimintai konfirmasi mengatakan, belum ada pihak-pihak tertentu yang menyatakan ketertarikannya langsung untuk membeli saham perseroan.

"Kita tidak mendengar adanya rencana itu. Jadi, belum ada yang memberitahukan rencana itu," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 11 Desember 2008.
 
Namun, dia mengakui, bisa saja investor asing tersebut masuk kepemilikan saham perseroan melalui penawaran umum terbatas (rights issue) yang bakal digelar emiten di akhir tahun ini untuk mendukung langkah Indonesia Air Transport menggarap penerbangan reguler, setelah mendapatkan izin dari Departemen Perhubungan.

Pendaftaran Petugas PPK Dimulai, KPU Depok Akan Rekrut 55 Orang

"Kalau melalui mekanisme pasar, bisa saja. Tapi kalau yang langsung menyatakan minat, kami belum mengetahui," jelas Joe.

Per 31 Oktober 2008, PT Global Transport Service menguasai saham berkode IATA sebanyak 66,02 persen dan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Kamis sesi I pukul 11.50 WIB, IATA stagnan di level Rp 50. Broker PT Valbury Asia Securities dengan kode broker CP tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Indonesia Air Transport.

Menurut analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto, kabar bakal masuknya investor asal Singapura ke dalam kepemilikan saham perseroan diprediksi memberikan sentimen positif bagi kinerja IATA. Sebab, emiten akan mendapatkan suntikan dana segar dan modal perseroan menjadi kuat. 

Selain itu, dia mengakui, kemungkinan besar pemodal asing itu masuk lebih dulu dalam kepemilikan saham emiten melalui right issue perseroan di harga Rp 100-120 per saham. "Tentunya, saham IATA berpeluang menguat untuk jangka pendek maupun menengah," jelas Ikhsan.
 
Sementara itu, pada sembilan bulan pertama 2008, perseroan mencatatkan pendapatan usaha Rp 202,74 miliar atau meningkat 29,01 persen dari periode yang sama 2007 sebesar Rp 157,15 miliar. Laba bersih IATA juga melonjak mencapai Rp 6,31 miliar dari kuartal III-2007 yang hanya Rp 273,78 juta.

Vidi Aldiano

Ternyata Vidi Aldiano Suka Berburu Free Ongkir dan Selalu Menang War Produk

Selebriti Vidi Aldiano mengaku suka belanja online dan berburu gratis ongkos kirim. Hal ini ia terapkan demi menghemat pengeluaran.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024