Koalisi Partai Islam

PAN: Ide Itu Sudah Tak Relevan

VIVAnews – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Abdul Rohim Ghazali, mengatakan ide koalisi partai politik berbasis Islam di pemilihan umum 2009 tidak relevan. Gagasan itu sebelumnya dilontarkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Kembali Lagi ke Jakarta Setelah 5 Tahun, TVXQ: Akhirnya Bertemu Kembali

“Apakah sekarang ini masih relevan bicara perbedaan kepentingan politik dengan landasan  ideologi Islam non dan non Islam,” kata Abdul kepada VIVAnews, Jumat 12 Desember 2008.

Menurut Abdul ide itu sama sekali tidak tepat diterapkan sekarang. Sebab, katanya, faktanya politik di Indonesia membuktikan bahwa kekuatan politik Islam tidak bisa membendung kaum nasionalis. “Sudah tidak bisa dikotak-kotakkan antara kelompok Islam dan nasionalis.”

Pemain Ini Cocok Gabung Man City, Kata Aguero

Abdul mengaku tidak yakin gabungan ini bisa mengantar partai Islam menjadi pemain utama di pemilihan umum. Sebab, katanya, pengalaman koalisi partai (Poros Tengah) di pemilihan umum 1999 saja tidak berhasil. “Terbukti gagal di tengah jalan. Apa mau terjerumus ke dua kalinya,” kata Abdul.

Menurut Abdul, Din Syamsuddinmerupakan tokoh penganut sistem representasi politik Islam. Maka itu, Abdul mengaku tidak kaget bila Din menyampaikan keinginan penggabungan partai Islam.

Ungkapan Airlangga Hartarto Kalau Golkar Bangga Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024

Din menggagas koalisi itu agar dukungan yang diraih di pemilihan legislatif April 2009 bisa melewati batas 20 persen suara secara nasional. Dengan demikian, partai dapat mengusung calon presiden dan wakil presiden sendiri.

Nicole Shanahan

Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States

Independent presidential candidate Robert F. Kennedy Jr. named Silicon Valley attorney and entrepreneur Nicole Shanahan as his vice presidential pick at a campaign rally.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024