Teroris Minta Bantuan Hukum ke Pakistan
VIVAnews - Tak ada satupun pengacara di India yang mau memberikan pembelaan terhadap Mohammad Ajmal Kasab (21), satu-satunya tersangka teroris Mumbai yang masih hidup. Kasab, yang melakukan penyerangan di Stasiun Kereta Mumbai, akhirnya meminta bantuan hukum kepada perwakilan pemerintah Pakistan. Seperti VIVAnews kutip dari CNN, permintaan tersebut disampaikan dalam bentuk surat.
Petugas Kepolisian Mumbai, Rakesh Maria mengatakan tiga halaman surat tersebut ditulis dalam bahasa Urdu. Surat, kata Maria akan dikirimkan ke Kantor Kepolisian New Delhi, India, untuk ditindaklanjuti.
Dalam surat itu, Kasab mengakui peranannya dalam serangan Mumbai, sama dengan pengakuannya pada polisi. "Saya dan Ismail Khan pergi ke toilet umum, mengambil senjata dan mengisinya dengan peluru. Kami kemudian keluar dan menembaki penumpang yang kami temui, tak peduli siapa dia," kata Kasab, pada polisi, seperti dikutip AP.
Surat yang dikirim Kasab mempertajam spekulasi keterlibatan warga negara Pakistan dalam serangan yang terjadi di Mumbai.
Penyidik dari Kepolisian India mengatakan Kasab diketahui berasal dari Desa Faridkot, Okara, sebuah distrik di Punjab, Pakistan. Sembilan teroris lainnya, yang tewas diterjang peluru petugas keamanan India, juga diketahui berasal dari Pakistan.
Sementara, pemerintah Pakistan belum mengakui status kewarganegaraan Kasab dan rekan-rekannya. Alasannya, India belum punya cukup bukti soal itu. Pakistan menegaskan ketidakterlibatannya dalam aksi teror Mumbai.
Lebih dari 160 orang tewas dalam serangan terorisme tiga hari di Mumbai yang dimulai 26 November 2008. Sepuluh tempat jadi target aksi termasuk dua hotel mewah Hotel Oberoi dan Hotel Taj Mahal, dan stasiun kereta api.