Kans Prabowo Subianto

Menakar Popularitas Prabowo

VIVAnews - Prabowo Subianto kembali ke dunia politik dengan gebrakan: iklan-iklannya menghiasi media televisi. Prabowo mengajak masyarakat membeli produk dalam negeri. Prabowo mengajak masyarakat belanja di pasar tradisional. Prabowo mengajak masyarakat mengingat Indonesia sebagai 'Macan Asia'.

Innalillahi, King Nassar Berduka Ayahanda Meninggal Dunia

Hanya dalam beberapa bulan, popularitas Prabowo dan partai yang mencalonkannya sebagai presiden, Partai Gerakan Indonesia Raya, membubung. Pada September 2008, Lembaga Survei Indonesia menemukan Prabowo merupakan tokoh keempat yang dipilih paling banyak sebagai presiden di bawah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri dan Wiranto. Gerindra yang baru berumur 6 bulan saat itu juga memiliki elektabilitas 3 persen.

Survei awal November 2008, popularitas Prabowo naik 1 persen, namun tetap berada pada posisi keempat. Posisi Wiranto di posisi ketiga diambil alih Sri Sultan Hamengku Buwono X yang meraup 8 persen tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk beriklan seperti halnya Prabowo. Partai Gerindra pun terus menanjak ke level 5 persen, menjadi partai kelima terbesar jika Pemilu diadakan pada saat survei itu.

Namun satu ganjalan telah disiapkan untuk Prabowo kembali ke kekuasaan: Undang-undang Pemilihan Presiden. UU Pemilihan Presiden mensyaratkan seorang calon presiden baru bisa berlaga di Pemilihan Presiden jika mengantongi dukungan 20 persen kursi di parlemen atau 25 suara Pemilu. Jelas aturan ini bukan perkara mudah bagi Gerindra yang belum berusia setahun.

Tak hanya Gerindra yang kesulitan, sejumlah partai-partai menengah dan kecil juga kesulitan dengan aturan UU Pemilihan Presiden itu. Tak ada jalan lain, untuk pemilihan presiden, sejumlah partai harus berkoalisi. Partai Persatuan Pembangunan mulai melirik ke mana-mana, termasuk ke Prabowo, sebagai calon presiden. Anak begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo ini malah sudah diundang datang ke kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP.

"Melalui forum 'PPP Mendengar', PPP sudah mendengar apa pemikiran dan harapan Sultan kalau beliau terpilih sebagai presiden.  PPP juga sudah mendengar pemikiran Prabowo.  Berikutnya Wiranto akan kami undang.  Bu Megawati dan Yudhoyono juga nantinya akan kami undang untuk didengar," kata Wakil Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PPP, Lukman Hakim Saifudin.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lain lagi, menawarkan Prabowo sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati. Prabowo merupakan satu dari lima tokoh yang diminati PDIP mendampingi Megawati dalam Pemilihan Presiden, meski dalam jajak pendapat internal partai banteng hanya menjadi pilihan ketiga setelah Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Hidayat Nur Wahid.

"Saya kira (tawaran) itu suatu penghargaan. Kami menilainya positif saja, meski kami tetap akan mencalonkan Prabowo sebagai presiden," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, kepada VIVAnews, Rabu, 17 Desember 2008.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, menilai duet Megawati-Prabowo akan sia-sia, tidak saling membesarkan suara. Menurut Andrinof, sebagian pendukung Gerindra adalah bekas pendukung PDIP sehingga ketika Mega diduetkan dengan Prabowo, maka bekas pendukung PDIP ini akan lari memilih partai lain. "Suaranya pindah ke Partai Demokrat atau Partai Golkar atau Hanura," kata Andrinov.

Terlepas dari keinginan PDIP, Partai Gerindra tetap berkomitmen mendukung Prabowo semaksimal mungkin. "Target kami adalah bisa mengusung sendiri. Itu nanti kita buktikan 9 April 2009," kata Fadli Zon.

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan
Peristiwa serangan teroris di Gedung Teater dekat Moskow, Rusia

100 People Still Missing in Moscow Concert Hall Attack

The final death toll from the Moscow concert hall terrorist attack could be much higher than the 140 confirmed dead, with Russian state investigations saying they have re

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024