Pertumbuhan Apartemen Bersubsidi Melambat

VIVAnews - Menurunnya jumlah peluncuran properti bersubsidi baru menjadi bukti perlambatan sektor properti pada kuartal terakhir 2008. Idealnya dalam tiap kuartal terjadi peluncuran minimal 10 apartemen bersubsidi baru untuk mendukung proyek 1.000 tower.

Associate Director Research and Analisis Cushman and Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, pada kuartal ini hanya lima peluncuran apartemen. "Dari lima peluncuran itu, hanya satu apartemen bersubsidi," katanya di Jakarta, Kamis kemarin, 18 Desember 2008.

Arief menjelaskan, perkembangan sektor properti nasional yang melemah, pembangunan perumah rakyat juga tak segiat pada tiga kuartal 2008 dan 2007. Menurut Arief, pasar rumah susun bersubsidi merupakan pasar yang cukup sensitif, dari segi permintaan maupun persediaan.

Kebijakan pemerintah mengeluarkan aturan suku bunga tetap agar permintaan perumahan terus berjalan, menurutnya akan berpengaruh pada kredit pemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA). Kepemilikan rumah dengan KPR dan KPA lebih pasti dan suku bunga yang diperoleh konsumen akan turun dalam beberapa tahun subsidi. "Kebijakan ini akan memperbaiki permintaan," katanya.

Dari sisi penawaran, pengembang masih terus kesulitan memenuhi permintaan masyarakat akibat kondisi perekonomian. "Kendala kontraktor masih berkutat pada tingkat suku bunga tinggi dan keringnya likuiditas yang pada akhirnya mempengaruhi biaya kontruksi," ujarnya. Meskipun biaya produksi membengkak, plafon harga rumah bersubsidi dipatok tetap. Inilah yang menjadi dasar kontraktor menahan diri membangun proyek baru.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024