Aksi Kekerasan Terhadap Mahasiswa

Polda Sulsel Akan Tindak Anggotanya

VIVAnews - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Irjen Polisi Sisno Adiwinoto, berjanji menindak anggotanya yang melakukan kekerasan saat membubarkan aksi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) di kampus Tamalanrea, Makassar, yang berakhir bentrok.

Komitmen tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Polisi Hery Subiansauri, Minggu, 21 Desember 2008. "Sesuai instruksi Pak Kapolda, Polisi telah melakukan penyelidikan terhadap identitas  oknum kepolisian yang melakukan kekerasan," kata Hery kepada VIVAnews, Minggu, 21 Desember 2008.

Kapolda menegaskan tidak akan segan-segan menindak setiap oknum polisi yang bertindak diluar prosedur dan kewenangan saat menangani aksi unjuk rasa. Termasuk menyerang hingga menganiaya mahasiswa Unhas.

Kapolda menyesalkan insiden penyerangan polisi hingga ke dalam kampus. Atas insiden itu Polda akan melakukan pembinaan di internal kepolisian, khususnya dalam penanganan aksi unjukrasa.

Sementara, informasi yang dihimpun VIVAnews, Polda Sulselbar dan Rektorat Unhas telah melakukan pertemuan khusus yang membahas terjadinya insiden berdarah di dalam kampus Unhas.

Video Honda HR-V Parkir di Jalan Sempit, Bikin Macet dan Sulit Dilewati

Dalam pertemuan yang berlangsung 4 jam, Jumat 19 Desember 2008, Rektorat Unhas memutarkan beberapa dokumentasi saat aksi berlangsung.

Saat pertemuan, Rektor Universitas Hasanuddin, Idrus Paturusi menyatakan, penanganan polisi terhadap aksi unjukrasa di kampus Tamalanrea Unhas, sangat berlebihan. Bahkan salah seorang mahasiswa Unhas, Febrianto, mengalami patah dibagian tulang hidung dan mata kaki.

Febrianto, kata Idrus, butuh waktu 2 bulan kedepan untuk menjalani perawatan intensif dari dokter. Idrus yang memimpin langsung operasi Febrianto berharap, ada tulang baru yang tumbuh dibagian hidung febrianto dalam waktu 2 bulan itu.

Insiden bentrokan polisi dan mahasiswa Unhas berlangsung dua hari berturut-turut, Selasa-Rabu 16-17 Desember 2008. Saat itu mahasiswa menutup sebagian badan jalan yang menentang rencana pengesahan Undang-Undang (UU) Badan Hukum Pendidikan (BHP). Polisi pun datang membubarkan aksi dan merengsek hingga 1 kilometer kedalam kampus.

Laporan: Zeena/Makassar.

Memperingati Hari Kartini

Lika Liku Kehidupan Soesalit Djojoadhiningrat, Pasca Ibunda RA Kartini Meninggal Dunia

Kisah Soesalit Djojoadhiningrat yang harus ditinggal meninggal ibunya ini juga menarik perhatian publik tatkala peringatan Hari Kartini pada 21 April setiap tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024