Sinarmas Tak Berminat Beli Saham BTEL

VIVAnews - PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) tidak berminat membeli saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Hingga saat ini, perseroan belum berencana memasuki industri telekomunikasi. Industri itu bukan merupakan bisnis strategis Sinarmas.

Selain itu, kepemilikan saham Bakrie Telecom oleh PT Sinar Mas Sekuritas, hanya mewakili investor. "Kami belum pernah membicarakan rencana masuk ke BTEL," kata Direktur Utama Sinarmas Multiartha, Edward H Hadidjaja pada paparan publik perseroan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 22 Desember 2008.

Edward menambahkan, perseroan tidak mengetahui mengenai saham Bakrie Telecom yang saat ini atas nama Sinar Mas Sekuritas. Transaksi tersebut bisa saja terjadi atas permintaan investor Sinar Mas Sekuritas.

Menurut dia, perseroan tidak berminat pada industri yang dijalankan Bakrie Telecom.

Biadab! Israel Eksekusi Anak Palestina Beramai-ramai dari Usia 4-16 Tahun

Sebelumnya, Bakrie Telecom juga menyatakan belum berencana menjual saham perseroan ke grup Sinarmas atau pihak lain. Saat ini, perseroan juga belum ada pembicaraan dengan Sinarmas di bidang telekomunikasi.

Pernyataan manajemen Bakrie Telecom itu menanggapi laporan Biro Administrasi Efek, PT Ficomindo Buana Registrar kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan bursa Jumat 12 Desember 2008.

Berdasarkan data Ficomindo Buana Registrar tersebut, per 28 November 2008, PT Sinar Mas Sekuritas memiliki saham Bakrie Telecom sebanyak 1.765.650.569 unit atau 6,2 persen. Sementara itu, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menguasai 6.387.881.330 unit atau 22,43 persen saham, dan Credit Suisse Singapore Branch S/A Long Haul Holdings Ltd-BTEL memiliki 2.300.000.000 unit atau 8,08 persen.

Direktur Utama Bakrie Telecom, Anindya N Bakrie, mengatakan, pemegang saham perseroan sekitar 8.500 pihak. Kepemilikan Sinar Mas Sekuritas di Bakrie Telecom tidak ada hubungannya dengan manajemen perseroan, karena pembelian saham dilakukan melalui pasar.

"Di belakang Sinar Mas belum tentu hanya Sinar Mas yang pegang saham. Sinar Mas Sekuritas hanya sebagai perusahaan sekuritas," ujar Anindya kepada VIVAnews pekan lalu. Menurut dia, saat ini, perseroan masih fokus pada pengembangan bisnis organik.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, dalam acara pemusnahan 11 jenis komoditi impor ilegal dengan nilai pabean mencapai Rp 9,33 miliar, di wilayah Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 28 Maret 2024.

Zulhas Enggan Revisi Aturan Barang Bawaan dari Luar Negeri: Bayar Pajak Dong!

Zulhas menegaskan, barang-barang impor memang seharusnya dikenakan pajak saat masuk ke dalam negeri.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024