PAM Jaya Keluhkan Keruhnya Air Minum

VIVAnews - Perusahaan Air Minum atau PAM Jaya mengeluh kesulitan dalam menghadapi kekeruhan air minum yang dikelolanya. Alhasil, masalah kekeruhan air minum ini pun dikeluhkan para konsumen pelanggan. Akibatnya, PAM Jaya harus mengeluarkan biaya produksi air yang semakin tinggi untuk mengatasi kekeruhan air tersebut.

"PAM Jaya butuh teknologi tinggi dan penggunaan bahan kimia untuk menghurangi kekeruhan air," Ujar Direktur PAM Jaya Didit Heryadi saat berada di DPRD DKI Jakarta, pekan lalu.

Menurut Didit, suplai air dari Jatiluhur sebenarnya memiliki kekeruhan (turbidity) rendah. Namun, lanjut dia, kekeruhan itu semakin tinggi ketika air tiba di Kalimalang.

"Hal itu disebabkan pula adanya perlakukan dan ulah-ulah manusia terhadap air tersebut. Coba lihat air yang ada di Kalimalang, warna airnya cokelat susu," jelasnya. Tingkat kekeruhannya, kata Didit, bisa mencapai 500-1.000 turbidity. Padahal, tingkat kkeruhan air ketika masih berada di Jatiluhur masih di bawah 100.

"Jika kekeruhannya tinggi maka biaya produksi air bersih pun ikut bertambah tinggi. oleh karena, itu biaya produksi ini sedang kita bicarakan dengan operator (Palyja dan Aetra)," tukas Didit.

Didit menjelaskan, kewenangan Palyja adalah mengelola air di Pejompongan 1 dan 2, sedangkan Aetra mengolah air di Pulogadung dan Buaran. "Biaya produksi antara kedua operator itu beda-beda karena operator tidak hanya mengelola namun ada yang membeli air ke Tangerang," ujar dia.

Ledakan Terdengar di Bandara hingga Pusat Nuklir Iran
Tunggal putra Jepang, Kento Momota

Kento Momota Announces His Resignation from Badminton

Two-time world champion Kento Momota announced on Thursday his resignation from international badminton, admitting he had never been the same since a serious car crash fo

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024