Jusuf Kalla soal JPSK

"Hindari Dua Orang Kucurkan Dana Tanpa Batas"

VIVAnews - Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla menyampaikan alasan mengapa partainya keberatan dengan Peraturan Pemerintah (Perpu) Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang diusulkan menjadi Undang-Undang dalam sidang Paripurna di DPR pada Kamis, 18 Desember lalu.

"Golkar tidak menolak, tetapi lebih memilih mengusulkan lewat rancangan Undang-undang saja," ujar Kalla saat menggelar jumpa pers akhir tahun 2008 di Jakarta, Jumat, 26 Desember 2008. 

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Pada 18 Desember lalu, lima fraksi besar di DPR menolak usulan pemerintah menjadikan Perpu JPSK menjadi UU. Perlu itu memberikan kewenangan besar kepada Menteri Keuangan dan Gubernur BI untuk mengucurkan bantuan darurat bagi bank yang kesulitan likuiditas.

Salah satu dari fraksi tersebut adalah fraksi Partai Golkar yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lawannya, pendukung Perpu adalah Fraksi Partai Demokrat yang menjadi kuda tunggangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Menurut Kalla, dengan mengajukan kembali lewat UU, maka rancangannya akan lebih lengkap sehingga ada tanggung jawab yang jelas antara pemerintah dan Bank Indonesia. "Sebab, dua institusi ini mempertaruhkan begitu banyak konsekuensi finansial yang besar," katanya.

Dia mengingatkan kemungkinan timbulnya Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) jilid baru harus dihindari dengan hanya mengandalkan satu keputusan dari dua lembaga ini. Menurut dia, perlu ada mekanisme atau sistem yang jelas dan bisa dikontrol oleh DPR.

"Jadi, tidak bisa langsung dua orang mengucurkan dana tak terbatas untuk mengatasi kerugian bank," katanya. Sebab, menurut dia, uang yang digunakan tersebut adalah uang rakyat dalam jumlah besar. "Itu harus sepengetahuan DPR," katanya. "Langkah itu, juga untuk menghindari krisis 10 tahun lalu yang menimbulkan BLBI terulang kembali."

Menanam mangrove.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove memiliki peran penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024